REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Satu pertemuan tingkat menteri Mesir yang diselenggarakan pada Rabu (12/9) menuntut pemerintah AS memperlihatkan sikap tegas terhadap pembuat film yang menghujat Nabi Muhammad SAW.
Pemerintah Mesir mencela film tersebut, yang diproduksi oleh pengusaha Yahudi di Amerika Serikat, sebagai menyerang Nabi Muhammad SAW dan tak bermoral.
Presiden Mesir Mohamed Moursi telah menugaskan Kedutaan Besar Mesir di Washington agar melakukan tindakan hukum yang diperlukan terhadap pembuat film tersebut.
"Presiden mencela upaya untuk menghina Nabi Muhammad SAW dan mereka yang pembuat film radikal semacam itu," kata Juru Bicara Presiden Mesir Yasser Ali sebagaimana dikutip kantor berita resmi Mesir, MENA.
Presiden Moursi menyatakan Mesir bertanggung-jawab melindungi harta negara dan masyarakat serta markas misi diplomatik di wilayahnya, kata Ali.
Presiden Mesir tersebut memberi instruksi kepada Kedutaan Besar Mesir di Amerika Serikat agar melakukan tindakan hukum terhadap mereka yang berusaha merusak hubungan bilateral dan dialog di kalangan rakyat Amerika Serikat dan negara Arab, ia menambahkan.
"Mesir menghormati hak menyampaikan pendapat dan protes damai sesuai hukum. Tapi Mesir akan dengan tegas bangkit untuk menentang setiap upaya tak bertanggung-jawab yang melanggar hukum," kata juru bicara itu sebagaimana dilaporkan Xinhua, Kamis malam.
Ikhwanul Muslimin menyampaikan ketidak-puasan dan mengutuk penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Di dalam satu pernyataan, partai asal Presiden Moursi tersebut menggambarkan film itu sebagai kejahatan rasis dan menuntut perusahaan yang membuat film tersebut dinyatakan sebagai penjahat serta segera menyeret mereka yang bertanggung-jawab ke pengadilan.
"Film itu adalah upaya memprovokasi pergolakan sektarian antara umat Muslim dan Kristen," tambah pernyataan tersebut.
Umat Muslim di seluruh dunia, katanya, merasa marah akibat penghinaan terhadap Nabi mereka. Ditambahkannya, sikap tak peduli dan fanatisme buta berada di belakang tindakan tak bermoral semacam itu.