REPUBLIKA.CO.ID, LIVERPOOL -- Perdana Menteri (PM) Inggris, David Cameron, meminta maaf karena gagal menguak Tragedi Hillsborough. Dia menuding kepolisian sengaja membelokkan fakta tewasnya 96 orang di Stadion Sheffield, Inggris itu.
Cameron menyatakan kegagalan tersebut adalah pengingkaran terhadap kebenaran yang sengaja ditutupi. Kepolisian kata dia, telah mempermalukan negara itu selama lebih dari 20 tahun, karena enggan mengekspos penyebab tragedi tersebut. "Saya sungguh menyesal atas ketidakadilan yang telah menimbulkan duka sangat lama ini," kata Cameron, seperti dikutip The Washington Post, Kamis (13/9).
Sebelumnya, dokumen pemerintah hasil dari penyelidikan terkait bencana terburuk dalam dunia olahraga Inggris tersebut dirilis ke khalayak. Keluarga korban meyakini, kegagalan operasional anggota kepolisian telah menyebabkan banyaknya korban dalam laga seminifinal Piala FA tahun 1989 itu.
Penyelidikan independen juga pernah dilakukan Jaksa Taylor, pada Agustus 1989. Penyelidikannya mengarah pada kegagalan Kepolisian South Yorkshire dalam mengatur penonton pada laga sepakbola Liverpool melawan Nottingham Forest pada 15 April 1989.
Keluarga korban berharap dokumen penyelidikan tersebut bisa memberikan kejelasan tentang apa yang terjadi dalam peristiwa 23 tahun silam itu. Parlemen Inggris menyetujui dokumen dirilis tanpa sensor, setelah 140 ribu orang melayangkan petisi yang disusun oleh Brian irvine.
Tim Panel Independen Hillsborough, yang dikepalai Uskup Agung Liverpool, James Jones, selama 18 bulan juga telah mengkaji lebih dari 450 ribu dokumen yang dirahasiakan oleh kepolisian terkait peristiwa tersebut. "Tragedi itu seharusnya tidak pernah terjadi. Terdapat kegagalan operasional, dan upaya kuat untuk menyalahkan para fans,'' terang James, seperti ditulis The News International, Kamis (13/9).