REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON---Amerika Serikat mengutuk upaya pembunuhan terhadap presiden baru Somalia, hanya beberapa hari setelah menyuarakan berharap pemilu akan mengantar era baru bagi negara yang dilanda perang itu.
"Amerika Serikat mengutuk serangan ini dalam istilah yang paling keras dan menyerukan kepada semua warga Somalia untuk menahan diri dari hasutan kekerasan," Hilary Renner, juru bicara biro Departemen Luar Negeri urusan Afrika, kepada AFP.
Hassan Sheikh Mohamud menang dengan mengejutkan pada pemilu Senin di negara miskin di Tanduk Afrika yang telah menjadi medan pertempuran para panglima perang dan milisi Islam selama lebih dari dua dekade.
Washington pada Selasa mengucapkan selamat kepadanya atas pemilihannya, dengan Gedung Putih menyebutnya "tonggak penting" bagi negara itu.
Tetapi pada Kamis Hassan telah dipindahkan ke kompleks yang aman setelah selamat tanpa cedera dalam serangan bom di satu hotel, tempatnya menginap, yang menewaskan tiga orang lain dan memupus harapan perubahan.
Milisi Shebab terkait Alqaidah mengaku bertanggung jawab atas serangan bunuh diri bom kembar pada Rabu di luar hotel Mogadishu di mana Hassan bertemu delegasi Kenya.
"Amerika Serikat berdiri kokoh dengan rakyat Somalia dalam penolakan mereka terhadap kekerasan politik dan terorisme," tambah Renner, dan mengatakan Washington mengirimkan ucapan belasungkawa "kepada keluarga korban dan orang-orang yang memberikan hidup mereka untuk membela pemerintah baru Somalia."
Perwakilan khusus AS untuk Somalia James Swan juga mengutuk serangan tersebut dalam satu pernyataan serta memberikan penghargaan kepada "keberanian dan profesionalisme petugas keamanan Somalia dan sekutu mereka" dari pasukan Uni Afrika di Somalia.