Sabtu 15 Sep 2012 11:47 WIB

Kecam Film Anti-Islam, Politisi Malaysia Tuntut AS Bertindak

Film Innocence of Muslims yang memantik kemarahan umat Islam. (ilustrasi)
Foto: .mstarz.com
Film Innocence of Muslims yang memantik kemarahan umat Islam. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR--Para politisi dari partai koalisi berkuasa di Malaysia dan oposisi pada Jumat mengutuk  film anti-Islam buatan sutradara asal Amerika Serikat yang telah memprovokasi protes besar di Dunia Muslim di seluruh dunia.

Wakil Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin menggambarkan produksi film berjudul "Innocence of Muslim" itu sebagai "suatu perbuatan jahat tidak menghormati agama."

Dia mengatakan film itu harus dilarang di negaranya.

"Kami umat Islam tidak dapat menerima (film yang menghina Nabi Muhammad SAW). Ini adalah pelanggaran besar. Kita tidak bisa membiarkan hal ini, apakah itu dalam bentuk film, kata-kata atau apa pun," katanya seperti dikutip oleh kantor berita resmi Bernama.

Pemimpin oposisi Anwar Ibrahim juga menyuarakan kritiknya pada film tersebut. Ia meminta pemerintah Amerika Serikat untuk mengambil tindakan terhadap mereka yang bertanggung jawab.

Film ini bersekongkol untuk "melukai sensitivitas Muslim dan mengaduk kekacauan", kata mantan wakil perdana menteri dalam satu pernyataan. Puluhan orang dari beberapa organisasi Islam non-pemerintah menggelar protes di luar Kedutaan Besar AS di Kuala Lumpur setelah shalat Jumat, dan menyerahkan memorandum kepada perwakilan kedutaan AS.

Film, yang diproduksi oleh seorang warga negara Amerika keturunan Israel itu, telah menarik protes skala besar di negara-negara seperti Mesir, Libya dan Yaman sejak yang beredar di Internet.

Di Benghazi, Libya, pengunjuk rasa yang marah menyerbu Konsulat AS, membunuh duta besar AS dan tiga anggota staf lain. Anwar mengutuk pembunuhan yang tak masuk akal itu, dan menekankan film tersebut tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk kekerasan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement