REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Pemimpin oposisi dan anggota parlemen Myanmar, Aung San Suu Kyi bertolak ke Washington DC, Amerika Serikat, Ahad (16/9). Ini adalah kali pertama San Suu Kyi melawat ke AS dalam 24 tahun.
Lawatan bersejarah 20 hari Suu Kyi ke AS itu atas undangan Menteri Luar Negeri AS, Hillary Clinton yang sempat mengunjungi Thailand dan Eropa Eropa pada Mei dan Juni lalu. "Selama kunjungannya, Suu Kyi akan menerima penghargaan Medali Emas Kongres AS, kehormatan sipil tertinggi, serta Penghargaan Global Citizen yang disampaikan Dewan Atlantik yang bermarkas di New York," kata Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), partai Suu Kyi.
Selain menghadiri forum kebebasan di San Francisco, Suu Kyi yang berangkat dari Yangon akan bertemu dengan warga Myanmar yang tinggal di beberapa kota di AS. Pada Mei-Juni, Suu Kyi melakukan kunjungan pertamanya ke Thailand dalam 24 tahun dan menghadiri Forum Ekonomi Dunia.
Pada Juni, ia melakukan kunjungan 17 hari yang bersejarah ke lima negara Eropa; Swiss, Norwegia, Inggris, Irlandia dan Prancis. Ia hadir di Oslo untuk memberikan sambut atas Hadiah Nobel Perdamaian yang diberikan pada 1991, dan mengambil hadiah 'Duta Besar Hati Nurani' di Dublin yang diberikan Amnesty International. Selain itu, ia juga menerima gelar doktor kehormatan dari Universitas Oxford di Inggris dan penghargaan warga kehormatan Kota Paris.
Amerika Serikat dan Uni Eropa telah mencabut semua atau menangguhkan sanksi-sanksi terhadap Myanmar. Kebijakan itu untuk meringankan negara yang memulai reformasi demokratis dan upayanya untuk terlibat dengan dunia.
Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan Suu Kyi meraih kemenangan besar dalam Pemilu 1 April. NLD meraih 43 dari 45 kursi parlemen terbuka, dan 37 pada Majelis Rendah Dewan Perwakilan Rakyat. Suu Kyi memenangkan kursi DPR dengan konstituen wilayah Kawhmu, Yangon.
Ia dan anggota parlemen partainya dilantik pada 2 Mei, sementara pihaknya bersikeras pada tiga titik pendirian - aturan hukum, perdamaian internal dan amandemen konstitusi. Pada 7 Agustus, Suu Kyi dipilih sebagai ketua Komite 15 anggota di tingkat pusat untuk Penegakan Hukum dan Ketentraman di Majelis Rendah.