REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Sebuah kapsul Soyuz Rusia mendarat di padang rumput Kazakhstan pada Senin, mengantarkan trio astronot usai empat bulan bertugas di Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Kapsul yang membawa astronot AS Joseph Acaba dan kosmonot Rusia Gennady Padalka dan Sergei Revin tersebut, terjun melewati langit tak berawan dan mendarat di awan debu pada pukul 08:53 waktu setempat.
"Kita telah mendarat," kata penyiar di ruang kontrol misi Rusia di Moskow mengumumkan diikuti tepuk tangan.
Kru tersebut kembali setelah menghabiskan 123 hari di orbit kapal Stasiun Luar Angkasa Internasional, sebuah kompleks penelitian senilai 100 milar dolar yang melibatkan 15 negara dan mengorbit 240 mil (385 kilometer) di atas Bumi.
Misi tersebut lebih singkat dibandingkan misi enam bulan biasanya setelah peluncuran tertunda karena sebuah masalah dengan pesawat ruang angkasa Soyuz pertama.
Moskow berharap pendaratan mulus pada Senin itu akan membantu mengurangi kekhawatiran hanya mengandalkan Rusia untuk melayani stasiun ruang angkasa menyusul serangkaian kecelakaan baru-baru ini dalam program ruang angkasa itu.
Padalka melakukan perjalanan ruang angkasa selama enam jam pada 20 Agustus untuk merelokasi mesin pendorong, meluncurkan satelit sains kecil dan memasang perisai micrometeoroid di modul perintah Zvezda stasiun ruang angkasa tersebut.
"Semua orang merasa hebat," kata Padalka setelah modul tesebut meilintasi deorbit membakar rumah perjalanannya dan memasuki periode seingkat keheningan karena bayangan orbit.
Tiga anggota kru Stasiun Ruang Angkasa Internasional lainnya, kosmonot Veteran Rusia Yuri Malenchencko, astronot NASA Sunita Williams dan astronot Jepang Akihiko Hoshide, tetap di orbit.
Mereka dijadwalkan bergabung dengan trio lainnya, Kevin Ford, Oleg Novitsky, dan Yevgeny Tarelkin, karena lepas landas dari kosmodrom Baikonur di Kazakhstan bulan depan.
Sejak penghentian pesawat ulang-alik tahun lalu, Amerika Serikat bergantung pada Rusia untuk menerbangkan astronot ke Stasiun Ruang Angkasa Internasional, yang negara membiayai 60 juta dolar per orangnya.