Senin 17 Sep 2012 18:01 WIB

IPW: Polisi Salahi SOP Tangani Rusuh di Kedubes AS

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: Hafidz Muftisany
Presidium Indonesian Police Watch (IPW), Neta S Pane
Presidium Indonesian Police Watch (IPW), Neta S Pane

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Aksi demonstrasi atau unjuk rasa yang dilakukan Forum Pembela Islam (FPI) di Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat di Jakarta pada Senin (17/9) berjalan ricuh.

Menurut Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane, terjadinya bentrokan tersebut karena polisi kurang antisipasi dengan jumlah massa yang ikut dalam unjuk rasa.

"IPW menyayangkan aksi massa dengan jumlah besar itu tidak disikapi dan diantisipasi Polda Metro Jaya," kata Neta S Pane yang dihubungi Republika, Senin (17/9).

Neta menyatakan keprihatinannya dalam aksi massa di depan Kedubes AS yang terjadi pelemparan bom molotov dan batu yang menyebabkan polisi terluka.

Seharusnya aksi tersebut dilakukan dengan damai. Aksi-aksi anarkis, lanjutnya, seharusnya sebisa mungkin dapat dicegah polisi dengan menggunakan water cannon.

Sesuai standar operasional prosedur (SOP), ia menambahkan, dalam pengendalian massa, water cannon merupakan suatu yang penting.

Masalahnya, Polda Metro Jaya hanya memiliki tiga unit kendaraan water cannon yang semuanya dalam keadaan bocor, sehingga pengendalian massa pun langsung menggunakan gas air mata.

"Padahal ini tidak sesuai dengan SOP, harus gunakan water cannon terlebih dahulu," jelasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement