REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah mengimbau masyarakat yang melakukan aksi protes terhadap film anti-Islam "Innocence of Muslims" dapat menyampaikan kepedulian mereka dengan cara yang baik dan tertib.
"Kita tentunya sangat terusik dan tidak terima dengan film tersebut namun kita mengharapkan agar kepedulian atau protes kita sampaikan dengan cara yang baik dan tertib, supaya kita bisa menunjukkan kepada dunia bahwa kita negara yang memang taat kepada hukum," kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa usai menerima enam orang tokoh Myanmar di Jakarta, Senin (17/9).
Menurut Marty, film tersebut tidak dapat diterima karena kebebasan berpendapat untuk menyampaikan sesuatu bukan tanpa batas melainkan harus ada pertimbangan moral dan pertimbangan keamanan.
"Tapi kita juga harus ingat film tersebut film yang tidak mencerminkan posisi negara atau pemerintah tertentu, jadi kita menyampaikan pandangan juga harus dengan terukur," ujarnya.
Film 'Innocence of Muslims' telah memicu kecaman dan kemarahan publik Islam di sejumlah negara, termasuk di sejumlah kota di Indonesia karena dianggap menghina Islam dan Nabi Muhammad SAW.
Pada Senin Sore tadi, ratusan pengunjuk rasa dari sejumlah organisasi Islam melakukan aksi demonstrasi memprotes film tersebut di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
Aksi tersebut sempat rusuh karena massa berusaha untuk mendekat ke kantor Kedubes AS itu namun dihadang oleh aparat. Sejumlah pengunjuk rasa telah diamankan dan sejumlah petugas kepolisian dilaporkan terluka akibat terkena lemparan batu oleh para pengunjuk rasa.