Senin 17 Sep 2012 19:02 WIB

Pedagang Duga Kebakaran Pasar Turi Lama Disengaja

Sejumlah petugas pemadam kebakaran (PMK) berusaha memadamkan api yang membakar kios-kios Pasar Turi, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (16/9) malam.
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Sejumlah petugas pemadam kebakaran (PMK) berusaha memadamkan api yang membakar kios-kios Pasar Turi, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (16/9) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Sejumlah pedagang menduga bahwa kebakaran Pasar Turi yang berlangsung pada Ahad (16/9) hingga Senin dini hari ada unsur kesengajaan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

"Pada saat pedagang membawa sisa-sisa barang dagangan yang belum terbakar, di antara stan ditemukan ada botol plastik yang isinya bahan bakar spiritus," kata salah seorang pedagang, Amelia di lokasi kejadian, Senin (17/9).

Selain itu, lanjut dia, kecurigaan lain dapat diketahui dari keteledoran petugas keamanan setempat karena pos keamanan pasar lokasi sangat dekat atau berjarak sekitar delapan meter. "Masak pos keamanan dekat gini, kalau ada kebakaran kok lambat pemberitahuannya. Mestinya kan cekatan jika ada kebakaran sehingga tidak melebar kemana-mana," ujarnya.

Bahkan ada lokasi atau pos pemadam kebakaran berada di komplek Pasar Turi. "Seharusnya ketika mendengar kebakaran, ya, langsung bertindak. Keterlambatan ini yang mengakibatkan hampir seluruh gedung terbakar," katanya.

Belum lagi, lanjut dia, hydrant atau sistem pemadam api yang menggunakan media air tidak berfungsi. Hal sama juga diungkapkan pedagang lainnya, Aisyiah. Ia mengatakan bahwa kebakaran Pasar Turi kali ini diduga akibat dibakar oleh pihak-pihak tertentu. "Kami berharap segera diusut jika memang ada pelaku yang membakar," ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga meminta agar Pemkot Surababaya memikirkan nasib para pedagang yang stannya terbakar. "Kami tidak lagi bekerja, semua sudah ludes terbakar," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement