REPUBLIKA.CO.ID, BAMAKO -- Kelompok garis keras di Mali Utara menghancurkan makam seorang ulama. Penghancurna ini dilakukan dua bulan setelah insiden serupa di kawasan itu yang menyulut kecaman luas, kata beberapa sumber, Senin.
"Muslim garis keras hari Sabtu menghancurkan Musoleum Cheik El-Kebir, 330 kilometer dari Gao," kata seorang politikus setempat kepada AFP. "Dua-belas orang dari mereka tiba di lokasi kejadian. Mereka menghancurkan musoleum tersebut dengan palu, beliung," tambah politikus yang tidak bersedia disebutkan namanya itu.
Menurut sumber-sumber itu, militan Gerakan bagi Kesatuan dan Jihad di Afrika Barat (MUJAO) bertanggung jawab atas penghancuran makam itu.
"Hari ini di Gao, muslim garis keras berkoar-koar tentang penghancuran Musoleum Cheik El-Kebir. Mereka mengatakan, mereka menghancurkan musoleum itu pada Sabtu," kata seorang pemimpin kota itu kepada AFP. "Ini adalah kejahatan," tambah sumber yang juga tidak bersedia disebutkan namanya itu.
Oumar Ould Gaddy, seorang warga Gao yang diyakini memiliki hubungan dekat dengan MUJAO, membenarkan laporan tersebut.
"Musoleum Cheik El-Kebir dihancurkan. Itu benar," katanya. "Muslim garis keras telah mengonfirmasi hal ini. Ada sebuah musoleum lain yang juga akan segera mereka hancurkan."
Kelompok garis keras, yang kata para ahli bertindak di bawah payung Al Qaida di Maghribi Islam (AQIM), kini menguasai kawasan Mali utara, yang luasnya lebih besar daripada Prancis.
Kelompok itu berniat memperluas penerapan hukum Islam di kawasan lain di Mali.