REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden SBY diminta memberikan peringatan kepada Amerika Serikat terkait Film Innocence of Muslims. Film tersebut dinilai sangat provokatif sehingga mengakibatkan ketegangan kembali antara Islam dan Barat.
"Setidaknya SBY bersikap tegas dengan memanggil Duta Besar Amerika Serikat terkait masalah ini," jelas Ketua Umum Garda Muda Nasional (GMN), Kuntum Khoiru Basa, kepada Republika, Selasa (18/9). Menurut Kuntum, dengan pemanggilan Dubes AS akan menunjukkan pemerintah sangat perhatian membina hubungan baik dengan negara Adidaya tersebut.
Bahkan bila perlu, kata dia, SBY datang ke Amerika untuk bertemu dengan Obama. SBY harus berani menekan Amerika untuk bersikap tegas terhadap bentuk intoleransi apapun, karena itu mengancam kelangsungan demokrasi di dunia. "Presiden tidak cukup hanya beretorika mengeluarkan statemen kecaman namun juga memanggil Dubes AS menanyakan langkah kongret pemerintahan Presiden Barack Obama," tegasnya.
Kuntum menjelaskan film itu sangat jelas menghina Nabi Muhammad dan menayangkan banyak kekeliruan tentang ajaran Islam. Terlebih, pakaian yang digunakan pemeran wanita sangat tidak Islami yakni mengenakan kerudung namun terbuka dan berbaju lengan pendek dengan rok pendek.
Kendati demikian, Kuntum meminta agar seluruh elemen masyarakat tetap bersikap arif dan bijak menyikapi hal ini. Terutama menghindari demo brutal yang hanya merugikan masyarakat serta nama baik Indonesia di mata Internasional. Menurut Kuntum salah satu alasan SBY harus bersikap tegas, karena Indonesia adalah negara dengan rakyat mayoritas muslim terbesar di dunia.