REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK - Delegasi Indonesia di Sidang Umum Asean Inter Parliamentary Assembly (AIPA) mengecam film 'Innocence of Muslim'. Delegasi Indonesia berpandangan produser film 'Innocence of Muslim' telah melecehkan Islam.
"Delegasi Indonesia mengecam keras tindakan tidak terpuji yang dilakukan produser film tersebut," kata Ketua Delegasi Indonesia untuk AIPA, Priyo Budi Santoso pada sidang pleno pertama, Selasa (18/9), di Senggigi, Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Delegasi Indonesia berpendapat Film 'Innocence of Muslim' telah menciptakan instabilitas keamanan di berbagai negara. Di timur tengah misalnya berbagai demonstrasi telah membuat obyek-obyek vital diplomatik porak poranda.
Kendati mengecam pembuatan film yang mengatasnamakan kebebasan berpendapat, Priyo berharap demonstrasi di negara-negara ASEAN bisa berlangsung damai. Menurut Delegasi Indonesia, masyarakat ASEAN perlu menjaga nilai-nilai perdamaian dan harmoni yang selama ini terbangun kokoh.
Sementara itu Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen Indonesia, Surrahman Hidayat menilai wajar kecaman yang dilakukan masyarakat di sejumlah negara atas beredarnya pembuatan film 'Innocence of Muslim'. "Kalau simbol budaya saja dilecehkan bisa mengakibatkan perang apalagi simbol tertinggi umat Islam (Nabi Muhammad SAW)," kata Surrahman.
Menurut Surrahman kebebasan berpedapat semestinya tetap memperhatikan dan menjaga hak berkeyakinan yang dimiliki orang lain. Muhammad Akbar Wijaya