REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Target produksi gula nasional pada 2013 dari rencana 4,9 juta ton direvisi menjadi 2,8 juta ton. Alasan kementrian pertanian tidak ada realisasi penambahan lahan baru untuk perkebunan tebu.
Selain itu, menurut Dirjen Perkebunan Gamal Nasir di Jakarta, Selasa (18/9) penurunan target produksi gula itu juga disebabkan revitalisasi pabrik gula serta pembangunan pabrik baru tidak berjalan.
DIa menyatakan, pada saat penyusunan peta jalan (roadmap) awal produksi gula, pemerintah memperhitungkan adanya penambahan luas lahan perkebunan tebu 350.000 ha, revitalisasi pabrik gula serta pembangunan pabrik baru.
Dengan kondisi tersebut, tambahnya, maka target produksi gula pada 2013 ditetapkan mencapai 4,9 juta ton dan pada 2014 sebesar 5,7 juta ton.
"Sampai sekarang belum ada tanda realisasi dari revitalisasi pabrik gula dan pembangunan pabrik gula baru, sedangkan waktu tinggal dua tahun lagi," ujarnya. Revisi roadmap produksi gula tersebut, ujarnya, dilakukan sesuai dengan kemampuan dalam negeri. "Dengan demikian maka swasembada gula akan molor jika tidak ada lahan baru," ucapnya.
Selain itu, pemerintah juga merevisi target produksi gula pada tahun ini menjadi 2,6 juta ton dari sebelumnya 4,4 juta ton dan target produksi gula pada 2014 yang sebelumnya 5,7 juta ton diturunkan menjadi 3,1 juta ton.
Namun, tambahnya, jika ada penambahan lahan baru, revitalisasi pabrik gula berjalan dengan baik serta pembangunan pabrik baru terealisasi, maka produksi gula bisa lebih besar dari 3,1 juta ton.