REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON-- Tokoh oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi, Selasa (18/9), berupaya meyakinkan Cina bahwa hubungan yang menghangat antara Myanmar dan Amerika Serikat tidak akan merugikan sekutu lamanya.
Suu Kyi juga mengisyaratkan bahwa ia menginginkan sanksi-sanksi AS terhadap negaranya segera diakhiri. Dalam pernyataan penting pertama yang ia sampaikan dalam kunjungan bersejarahnya di Amerika Serikat, penerima penghargaan Nobel Perdamaian itu mengatakan ia tidak ingin hubungan AS dengan Myanmar terlihat "berbahaya" oleh Cina, yang selama ini menjadi sekutu utama bekas junta negaranya.
Suu Kyi, yang berbicara di Institute of Peace and Asia Society Amerika Serikat, mengatakan wajar bila muncur pertanyaan AS sedang memusatkan perhatian kepada Myanmar sebagai upaya untuk menahan pengaruh Cina.
"Bukan berarti karena Amerika Serikat berhubungan dengan Burma (Myanmar, red) maka dilihat sebagai langkah membahayakan bagi Cina." ujarnya."Kita dapat menggunakan keadaan baru kita ini untuk memperkuat hubungan di antara ketiga negara," imbuh Suu Kyi.
"Sederhananya bagi kita, juga keuntungan bagi Amerika Serikat dan Cina untuk membentuk hubungan yang bersahabat. Ini akan sangat membantu kita," katanya.