REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING--Meski hubungan Cina dan Amerika kerap diwarnai komentar dan peristiwa tak mengenakkan, dua kekuatan ekonomi dunia itu paham betul membutuhkan satu sama lain. Pemimpin militer kedua negara, Selasa (18/9), mengumumkan mengupayakan ikatan militer lebih kuat antara Cina dan AS.
"Kedua pihak sudah seharusnya bersikap kooperatif, menjaga kemitraan, mempromosikan tipe hubungan militer baru yang sejajar, saling berdialog dan kerjasama saling menguntungkan dalam cara aktif dan pragmatif," ujar Menteri Pertahanan Cina, Liang Guanglie, seperti dikutip kantor berita Xinhua, Selasa (18/9).
Pernyataan itu ia lontarkan dalam konferensi pers bersama Menteri Pertahanan Amerika Serikat, Leon Panetta, yang melakukan lawatan empat hari guna membahas hubungan bilateral kemiliteran.
Ia menyeru kedua pihak untuk meningkatkan rasa saling percaya, menguatkan pemahaman dan rasa saling menghormati kebijakan pertahanan masing-masing, tren-trend strategis dan meningkatkan dialog serta komunikasi.
Kedua pihak, imbuh Guanglie, juga perlu menyelesaikan pertikaian dan perbedaan pandangan di antara satu sama lain dan tetap menghormati perhatian dan kepentingan utama masing-masing negara.
Sementara Panetta menekankan hubungan AS-Cina yang stabil dan konstruktif mutlak penting dan sebuah komponen vital bagi Amerika Serikat. "Kita tidak akan mencapai keamanan dan kesejahtaraan pada abad ke-21 tanpa hubungan baik AS-Cina, termsuk hubungan antarmiliter lebih kuat," ujar Panetta.
Liang dan Panetta dijadwalkan membahas beberapa agenda termasuk penjualan senjata AS ke Taiwan, sengketa kepulauan Diaoyu dengan Jepang, menyeimbangkan kembali kebijakan AS di Laut Cina Selatan dan keamanan siber dan di luar angkasa.
Untuk menandai momentum positif, Panetta menyatakan Angkatan Laut AS akan mengundang Cina mengirim kapal perangnya guna berpartisipasi dalam latihan militer RIMPAC 2014, yang dituanrumahi Komando Pasifik AL, AS. RIMPAC adalah latihan militer maritim internasional terbesar dunia yang pernah diselenggarakan.
Panette menekankan AS bertujuan memapankan hubungan dengan Cina yang sehat, stabil, bisa diandalkan dan berkelanjutan. "Kuncinya adalah interaksi di tingkat atas bahwa kami terus terlibat dalam upaya menekan potensi miskalkulasi dan mendorong pemahaman dan kepercayaan di antara dua negara," ujarnya.
Menhan AS itu tiba di Beijing, Senin malam, memulai kunjungan pertamanya sebagai kepala Pentagon ke Cina. Negri tirai bambu itu menjadi pemberhentian kedua dalam lawatan Asia-Pasifik berdurasi sepekan. Ia juga berencana mendarat ke Jepang dan mengakhiri kunjungan di Selandia Baru.