REPUBLIKA.CO.ID, Keterkaitan anak dengan lingkungan di sekitarnya menjadi salah satu fokus pemikiran Al-Ghazali.
Dalam hal ini, seorang anak harus bersikap sopan dan memiliki rasa kepedulian kepada semua orang. Di samping itu, juga harus mematuhi orang tuanya, gurunya, dan orang-orang lain yang lebih tua darinya.
Al-Ghazali juga menekankan mengenai kewajiban seorang guru untuk mengarahkan para muridnya kepada tujuan mempelajari ilmu, yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, bukannya mengarahkan kepada kesenangan duniawi (jabatan dan kemegahan).
Dalam hal ini, menurut al-Ghazali, orang tua juga memiliki peranan penting dalam mengajarkan anak sejak usia dini untuk menjalankan semua perintah-Nya, seperti melaksanakan shalat wajib dan berpuasa di bulan Ramadhan. Di samping itu, juga mengajarkan mereka untuk hidup dalam kesederhanaan.
Dari hal ini jelaslah bahwa Al-Ghazali berpendirian bahwa tujuan pendidikan menurut dia adalah membentuk seorang anak menjadi insan kamil (manusia yang sempurna), yakni memiliki akhlak yang mulia dan selalu mendekatkan diri kepada Allah.
Karena kalau tujuan pendidikan diarahkan bukan untuk membentuk akhlak mulia dan mendekatkan diri kepada Allah, menurutnya, akan dapat menimbulkan kedengkian, kebencian, dan permusuhan.