REPUBLIKA.CO.ID, Menurut Al-Farabi, pendidikan merupakan media untuk mendapatkan serangkaian nilai, pengetahuan, dan keterampilan praktis bagi individu dalam periode dan budaya tertentu guna membimbing individu menuju kesempurnaan.
Karena manusia yang sempurna, menurut al-Farabi, sebagaimana dipaparkan Professor Ammar Al-Talbi dalam tulisannya yang berjudul "Al-Farabi's Doctrine of Education: Between Philosophy and Sociological Theory", adalah mereka yang telah mengetahui kebajikan secara teoretis dan menjalankannya dalam praktik keseharian.
Pendidikan, menurut Al-Farabi, harus menggabungkan antara kemampuan teoretis dari belajar yang diaplikasikan dan tindakan praktis.
Kesempurnaan manusia, kata dia, terletak pada tindakannya yang sesuai dengan teori yang dipahaminya. Ilmu tidak akan mempunyai arti kecuali jika ilmu itu dapat diterapkan dalam kenyataan di masyarakat. Karena, jika tidak diterapkan, ilmu itu tak berguna.
Penekanan pendidikan dalam pandangan Al-Farabi adalah akal budi. Ia menyarankan bahwa anak yang bertabiat jelek dapat diluruskan dengan cara penanaman pendidikan akhlak.
Untuk anak yang tingkat inteligensinya rendah dapat dicerdaskan melalui metode keteladanan, yakni melalui contoh yang diberikan secara berulang-ulang. Sedangkan untuk anak yang cerdas dan bertabiat baik, kata Al-Farabi, hendaknya disikapi dengan penuh penghargaan.
Karena bagaimanapun, menurutnya, pelajaran yang harus diprioritaskan bagi setiap anak adalah pembinaan akhlak. Sebab, akhlak merupakan modal dasar untuk menguasai segala macam disiplin ilmu lainnya.