REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Para pemimpin Muslim dan Arab menyebut kartun Nabi Muhammad SAW di halaman muka majalah Prancis, Charlie Hebdo, sebagai penghinaan lain terhadap Islam. Meskipun demikian mereka meminta umat Islam tidak terpancing untuk melakukan tindakan kekerasan dan melakukan protes secara damai.
Dalam kartun tersebut digambarkan seorang Yahudi Ortodoks mendorong sosok berkorban yang duduk di kursi roda yang digambarkan sebagai Muhammad. Beberapa karikatur lagi terlihat di halaman dalam, beberapa di antaranya Rasulullah digambarkan tanpa busana.
Liga Arab menyebut kartun tersebut provokatif dan keterlaluan. Dalam pernyataannya, mereka menyatakan penerbitan kartun tersebut tersebut bisa meningkatkan gejolak di dunia Arab yang tengah berlangsung akibat munculnya film anti-Islam 'Innocence of Muslims'.
Namun organisasi itu mengimbau umat Islam yang merasa tersinggung karena kartun tersebut agar menggunakan cara-cara yang damai untuk mengekspreksikan penolakan mereka.
Sementara itu pejabat kepala Partai Kebebasan dan Keadilan, Essam Erian, meminta pengadilan Prancis harus tegas menangani kasus tersebut. Menurut partai yang memiliki ikatan kuat dengan Ikhwanul Muslimin, organisasi politik terbesar di Mesir tersebut, pemuatan kartun Muhammad merupakan penghinaan yang melukai banyak orang.
"Jika kasus Kate (istri pangeran William yang gambar telanjangnya dimuat di majalah tersebut) adalah masalah privasi, maka kartun tersebut adalah penghinaan terhadap semua orang. Sudah seharusnya kepercayaan orang lain harus dihormati," katanya.