REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Satu peleton personel Kepolisian Daerah Bali bersiaga di Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Denpasar untuk mengantisipasi adanya demonstrasi atas film "Innocence of Muslim" yang dianggap melecehkan Nabi Muhammad itu.
"Film itu menimbulkan reaksi dari berbagai negara di belahan dunia. Di Jakarta dilakukan pengamanan, di Bali juga tentunya karena ada kantor agen. Tetapi itu tidak berlebihan karena kami ingin melakukan antisipasi," kata Wakil Kepala Polda Bali, Brigjen Pol Ketut Untung Yoga Ana, di Denpasar, Kamis (20/9).
Pihaknya telah melakukan koordinasi dengan petugas keamanan internal kantor perwakilan AS di Jalan Hayam Wuruk Nomor 188 Denpasar itu. Polisi hanya berjaga di luar kantor tersebut pada jam-jam tertentu dengan dibagi tiga kali pergantian.
"Petugas kami akan berjaga pada jam tertentu dan dibagi tiga 'shift', tetapi mereka berjaga sementara, tidak selamanya," tambahnya.
Sementara itu dari pantauan di Konjen AS, sejumlah aparat kepolisian berjaga di dekat pos jaga. Polisi juga terlihat berjaga hingga beberapa meter dari radius kantor konsuler atau hingga Bundaran Hayam Wuruk. Aparat berwajib tak hanya dilengkapi dengan senjata, tetapi juga kawat berduri. Namun kawat tersebut masih belum dibentangkan oleh petugas.
Tidak ada perwakilan dari pihak Konjen yang menemui para wartawan. Namun dalam keterangan pers Kedutaan Besar AS di Jakarta menyebutkan bahwa seluruh kantor perwakilan AS di Indonesia termasuk di Bali akan ditutup pada Jumat (21/9) mengingat adanya potensi demonstrasi dengan jumlah massa yang cukup signifikan.
"Kami mohon maaf atas ketidaknyamananya. Kami sarankan, seperti biasanya, bahwa Anda harus menghindari kerumunan besar dan pertemuan-pertemuan lainnya yang mungkin berujung pada kekerasan," demikian dalam siaran pers Kedutaan Besar AS di Jakarta.