REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Polisi Prancis menangkap seorang pria yang mengaku sudah membunuh seorang editor surat kabar Charlie Hebdo yang memuat kartu Nabi Muhammad SAW. Pria itu dilumpuhkan setelah ia mengabarkan telah menghabisi nyawa sang editor di salah satu situs jihad.
Keterangan tersebut diungkap salah satu sumber Pengadilan Prancis. Dalam situs jihad tersebut, pria itu mengaku sudah membunuh dan memenggal kepala sang editor yang bertanggung jawab atas terbitnya kartun Rasulullah SAW tanpa busana.
"Editor tersebut tidak bisa dibiarkan hidup dalam damai," kata si pria yang tidak disebutkan namanya, seperti dinukil Alarabiya.net.
Polisi menahan pria tersebut di sebelah barat Kota La Rochelle. Polisi saat ini sedang membuka penyelidikan awal atas tuduhan pembunuhan tersebut.
Para pemimpin muslim di Prancis, Jumat (21/9) kemarin mengimbau agar tidak melakukan kekerasan dan protes terhadap kartun Nabi Muhammad SAW. Menteri Dalam Negeri Prancis, Manuel Valls menegaskan, akan memberikan sanksi kepada para pengunjuk rasa yang menggelar demo menentang terbitnya kartun Nabi. Manuel Valls beralasan, demonstrasi akan mengganggu ketertiban umum.
Terbitnya kartun Nabi Muhammad SAW menambah panas umat muslim dunia, menyusul beredarnya film 'Innocence of Muslims' yang menghina Rasulullah SAW. Demonstrasi umat muslim Prancis di Kantor Kedubes Amerika Serikat di Paris, sempat pecah akhir pekan lalu. Sedikitnya 150 pengunjuk rasa digaruk polisi.
Meski Pemerintah Prancis melarang demonstrasi, umat muslim Prancis rencananya bakal menggelar aksi protes besar-besaran.