Ahad 23 Sep 2012 19:24 WIB

Pelajaran Anti-terorisme Diusulkan Masuk Kurikulum Sekolah

Red: Dewi Mardiani
Terorisme (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Terorisme (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah LSM mendesak pemerintah untuk secepatnya memasukan secara khusus pelajaran antiterorisme di Indonesia. Menurut Ketua Jamaah Islamiyah Mantiqi III, Nasir Abbas, dengan dimasukkannya pelajaran antiterorisme ini adalah untuk meminimalisir dan menghindarkan para pelajar SMU terlibat dalam aksi terorisme seperti yang terjadi di solo beberapa waktu lalu.

"Cara yang efektif untuk menghindari atau memerangi terorisme adalah dengan memberikan pelatihan kepada anak-anak SMU, bahkan jika perlu dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah mengenai bahaya terorisme," jelasnya dalam pelatihan terhadap lebih dari 1.000 Pelajar SMU dan siswa ponpes se Indonesia yang diadakan Lazuardi Birru, Ahad (23/9).

Nasir Abas menjelaskan pola rekrutmen terorisme saat ini cenderung membidik anak-anak SMU, karena mereka masih dinilai labil dan mudah dipengaruhi. Dengan doktrin tertentu dan iming-iming masuk surga membuat mereka mau melakukan aksi tersebut.

"Para pelaku terorisme mengincar anak-anak muda yang gampang dicuci otaknya untuk menjadi seorang teroris karena mereka masih labil dan mudah dipengaruhi,"tambahnya.