REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK - Presiden Republik Islam Iran Mahmud Ahmadinejad yang juga ketua rotasi Gerakan Non-Blok (GNB) bertemu dengan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon di sela-sela pertemuan tahunan ke-67 Majelis Umum PBB pada Ahad (23/9).
Menurut IRNA, Presiden Ahmadinejad dan Ban membahas isu-isu utama internasional, termasuk perkembangan di Timur Tengah. Suriah adalah satu topik utama yang dibahas antara mereka.
Presiden Ahmadinejad sebagai ketua GNB membahas keprihatinan anggota gerakan dengan Sekjen PBB. Iran ditunjuk sebagai ketua bergilir GNB selama tiga tahun dalam KTT GNB ke-16 yang diselenggarakan di Teheran pada akhir Agustus.
"Langkah-langkah yang efektif harus diambil untuk mereformasi struktur PBB, untuk menginstal satu kerangka kerja yang adil dan demokratis di PBB, sehingga Majelis Umum PBB dan Sekjen PBB akan diaktifkan untuk memenuhi misi mereka," katanya menambahkan.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon untuk bagiannya memuji Iran karena keberhasilannya menyelenggarakan KTT GNB pada Agustus di Teheran. "Pertemuan saya dengan Pemimpin (Agung) Revolusi Islam (Ayatollah Seyyed Ali Khamenei) adalah salah satu yang mengesankan," katanya.
Ketua PBB menyebut Iran sebagai di antara beberapa negara yang memainkan peran penting dalam menyelesaikan krisis Suriah.
Dia mencatat bahwa utusan khusus PBB untuk urusan Suriah, Lakhdar Brahimi, bersedia untuk bekerja sama dengan Iran guna membentuk kelompok kontak untuk menyelesaikan krisis Suriah. Ban menyerukan Iran untuk mendukung Brahimi dalam memenuhi misinya di Suriah.