REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Sebagian mahasiswa Universitas Indonesia (UI), Depok, turut prihatin akan kondisi hutan kota kampusnya saat ini. Kawasan resapan yang menjadi tulang punggung Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Depok dan DKI Jakarta sudah mulai berserakan sampah.
Menurut pantauan Republika, beberapa rawa hutan kota yang dipenuhi sampah tidak selalu menjadi ulah masyarakat pengunjung yang datang ke sana. Melainkan juga sampah kiriman dari sungai-sungai daerah selatan Kota Depok. Karena, aliran air yang mengalir tersebut bermuara ke rawa hutan yang letaknya di kawasan kampus terbesar Indonesia.
Kepala Staff Hutan Kota, Pengamanan Lingkungan Kampus (PLK) UI, Mahyudi mengatakan, sampah yang berada di kawasan itu memang sangat merepotkan. Pihaknya mengaku, kerap membersihkan lingkungan tersebut dan memasang jaring tralis untuk menyaring sampah. "Namun jaring itu malah sering hilang diambil orang," kata Mahyudi pada Republika, Selasa (25/9).
Mahyudi mengatakan, kesadaran masyarakat masih sangat minim dalam hal membuang sampah. Sedangkan, menurutnya, pihak PLK hanya mampu menangani sampah pada jalur-jalur khusus yang sering dilewati. Untuk itu, dia merasa berterimakasih pada mahasiswa yang juga ikut serta membersihkan hutan kota, bila sedang mengadakan penelitian.
Hingga saat ini, Mahyudi mengatakan belum ada penanganan khusus dari pihak Pemerintah Kota (pemkot) Depok dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta atas sampah-sampah itu. Dia juga berharap, bukan hanya danau utama di kawasan Gedung Rektorat saja yang dibenahi, pihak universitas juga perlu melihat lebih jauh lingkungan sekitar.
Meskipun sampai saat ini masih banyak kunjungan dari warga sekitar, namun jika tidak ada pengawasan dan perhatiaan, mereka juga dinilai dapat merusak tatanan hutan kota UI. Karena itu, Mahyudi meminta agar masyarakat lebih sadar lingkungan. "Masalahnya, retribusi dan penutupan pintu kawasan UI pernah dilakukan, namun malah timbul protes," katanya.