REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Untuk meminimalkan lunturnya budaya mengaji usai Maghrib, Baznas Kota Yogyakarta bekerjasama dengan Kantor Kementrian Agama setempat dan badan koordinasi taman pendidikan Alquran (Badko TPA) se-Kota Yogyakarta akan menggelar deklarasi gerakan masyarakat Maghrib mengaji (Gemar) mengaji di Kota Yogyakarta.
Deklarasi ini bertujuan untuk menggugah kesadaran masyarakat terutama orang tua agar menyediakan waktu bagi anaknya dan mengajari mereka mengaji saat Maghrib hingga Isya tiba.
Setelah deklarasi tersebut, pihak panitia telah menyiapkan beberapa metode agar gerakan tersebut membumi. Melalui kerjasama dengan Badko TPA/TQA panitia akan mengeluarkan kartu kendali Gemar Mengaji. Kartu tersebut akan dibagikan kepada santri TPA/TQA di Yogyakarta.
"Jadi, nanti mereka akan mengisi setiap hari mengaji surat apa dan jam berapa. Akan ada tandatangan orang tua. Ini salah satu pantauan kita terhadap program ini," kata Misbahrudin, Ketua Panitia Gemar Mengaji, Selasa (25/9).
Selain itu, kata Misbahrudin, pihaknya akan memasang spanduk Gemar Mengaji di seluruh wilayah di Kota Yogyakarta, juga memasang stiker Gemar Mengaji di setiap rumah Muslim di Kota Yogyakarta.
Sementara itu, Ketua Badko TPA/TQA Kota Yogyakarta, Musonef, mengatakan jumlah TPA/TQA di Kota Yogyakarta sebanyak 350 lembaga. Ada 17.500 santri yang mengaji di TPA/TQA tersebut.
Namun kata dia, tidak semua santri bisa mengaji Alquran secara rutin di lembaga itu. Pasalnya, karena beban kurikulum sekolah yang semakin berat, menyebabkan santri sering pulang sekolah hingga sore hari.
"Mereka kemudian tidak sempat mengaji di Masjid. Karenanya dengan gerakan ini kita berharap anak-anak bisa mengaji secara rutin di rumah setiap maghrib hingga Isya," kata Musonef.