REPUBLIKA.CO.ID, Seorang analis politik terkemuka mengatakan Amerika Serikat menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan (DK) PBB untuk melindungi Israel.
Dalam sebuah wawancaranya dengan Press TV, Selasa (25/9), Profesor di Universitas Notre Dame, Eugene Dabbous mengkritik struktur cacat dari DK PBB. "AS menggunakan hak veto untuk melindungi Israel," ujarnya.
Meskipun PBB memiliki negara anggota lebih dari 190, hanya lima anggota tetap, Rusia, Cina, Prancis, Inggris,
dan Amerika Serikat yang memiliki hak veto.
Dabbous mempertanyakan demokrasi dalam DK PBB, di mana beberapa negara tidak memiliki kursi permanen dan beberapa orang lainnya memiliki kekuatan untuk mencegah adopsi resolusi.
"Hari ini Dewan Keamanan PBB tidak mencerminkan realitas. Negara-negara seperti Jerman dan Jepang serta India layak memiliki kursi. Pantas memiliki hak yang sama dengan orang Amerika atau Rusia. Tidak ada alasan mengapa dua anggota Uni Eropa harus memiliki hak veto dan negara-negara seperti India atau Brazil tidak memiliki kursi permanen," tegasnya.
Para analis politik melanjutkan dengan mengatakan kelemahan struktural cenderung melihat tidak adanya reformasi. "Tentu saja sekarang jika Anda ingin membuat reformasi maka Anda perlu dukungan dari anggota tetap yang tidak akan berjalan bersama kecuali sesuatu yang drastis mendorong mereka untuk itu," Dabbous menyimpulkan.