REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Sekolah SMAN 70, Saksono Lilik Susanto, menyesalkan kejadian bentrokan antara siswa didiknya dengan SMAN 6 yang memakan korban jiwa. Lilik menduga tempat pedagang di sekitar lokasi sekolah serta mobil kendaraan siswa kerap dijadikan tempat menaruh benda tajam yang digunakan untuk berkelahi.
"Tempat dagang disinyalir menjadi tempat penitipan benda tajam oleh anak-anak,'' kata Lilik. ''Sebab, tidak mungkin benda itu masuk ke sekolah karena kita selalu melakukan razia secara berlanjut.''
Lilik menduga benda tajam juga kemungkinan disimpan di kendaraan. Sehingga begitu tawuran, mereka tinggal buka mobil ambil senjata.
Tawuran antara pelajar SMA Negeri 70 dan SMA Negeri 6 Jakarta terjadi di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan, seusai jam pulang sekolah, pada Senin (24/9). Siswa kelas X SMA Negeri 6, Alawy Yusianto Putra (15), meninggal dunia setelah mengalami luka akibat terkena senjata tajam celurit di bagian dada.