Rabu 26 Sep 2012 20:06 WIB

Awas, Air Sungai di Kota Tasikmalaya Dipenuhi Bakteri

Rep: Ghalih Huriarto/ Red: Chairul Akhmad
Aliran sungai Cihideung (ilustrasi).
Foto: Antara/Jafkhairi
Aliran sungai Cihideung (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA – Hampir seluruh sungai yang ada melintasi Kota Tasikmalaya tercemar bakteri mikrobiologi dengan kondisi melebihi ambang batas baku mutu lingkungan.

Dengan kata lain, beberapa sungai besar yang melintasi Kota Tasikmalaya sebenarnya sudah tidak layak lagi digunakan secara langsung oleh masyarakat, baik untuk keperluan mencuci, mandi, apalagi untuk dikonsumsi.

Kepala Seksi Pengkajian Teknologi Lingkungan Kantor Pengendalian Lingkungan Hidup (KPLH) Kota Tasikmalaya, Medi Hendrawan, mengatakan secara visual saja sebenarnya kondisi sungai di Kota Tasikmalaya sudah memprihatinkan.

Ia mencontohkan di Sungai Cihideung, tumpukan sampah sudah mengkhawatirkan. “Bahkan, kalau dibilang itu mungkin bukan sungai lagi, tetapi tempat pembuangan sampah,” ujarnya saat ditemui di laboratorium KPLH Kota Tasikmalaya, Rabu (26/9).

Pelaksana Penelitian KPLH Kota Tasikmalaya, Wiwin Nuraini, menjelaskan pihaknya sudah beberapa kali melakukan penelitian kualitas air di beberapa titik pantau sungai di Kota Tasikmalaya.

Hasilnya cukup memprihatinkan, hampir semua sungai tidak layak digunakan untuk masyarakat. Pasalnya, kualitas air sungai dari hasil penelitian melebihi batas ambang baku mutu air.

Standar kualitas air yang dianggap baik diatur dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, serta Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat No 39 tahun 2000 tentang Peruntukan Air dan Baku Mutu Air Pada Sungai Citarum dan Anak-anak Sungainya di Jawa Barat.

Dalam kedua peraturan tersebut, batas ambang baku mutu air sungai dari segi mikrobiologi seharusnya memiliki angka di bawah 2.000 koloni/100 mililiter untuk kandungan bakteri E. Coli dan di bawah 10.000 koloni/100 mililiter untuk kandungan Coliform.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement