REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Perdana Menteri (PM) Jepang, Yoshihiko Noda, mengatakan Jepang tidak akan kompromi terkait sengketa pulau di Laut Cina Timur yang diperebutkannya dengan Cina.
''Ditinjau dari sejarah dan hukum internasional, Pulau Senkaku (nama versi Jepang red) adalah bagian integral dari teritorial kami,'' kata Noda saat Sidang Umum Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, seperti dikutip dari Press TV, Kamis (27/9).
Karena itu, lanjut dia, pihaknya tidak mungkin mengadakan kompromi dengan Cina. Jepang sendiri telah menandatangani kesepakatan untuk membeli tiga pulau dari pemilik warga Jepang pada 11 September lalu. Langkah ini bertujuan untuk menasionalisasi kepulauan tersebut.
''Ini bukan akuisisi. Itu merupakan pengalihan kepemilikan dalam hukum Jepang,'' kata Noda.
Noda menambahkan, upaya tersebut juga telah dijelaskan ke Cina secara panjang lebar. Namun dia menilai Cina sepertinya tidak memahami. Karena kurangnya pemahaman tersebut, terjadilah serangan dan perusakan terhadap aset warga dan perusahaan Jepang di Cina.
Sementara itu, Pemerintah Cina teguh dengan pendiriannya terkait kepemilikan pulau-pulau tersebut. Menteri Luar Negeri Cina, Yang Jiechi menilai langkah Jepang ''sangat melanggar'' kedaulatan China.
''Pihak Cina tidak akan mentolerir tindakan sepihak Jepang di Kepulauan Diaoyu (nama versi Cina red),'' kata Yang.