Kamis 27 Sep 2012 15:40 WIB

Siswa Tawuran Dinilai Kurang Pendidikan Karakter

Tawuran pelajar (ilustrasi)
Foto: inioke.com
Tawuran pelajar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Hajriyanto Y Thohari menilai terdapat salah satu faktor utama yang menyebabkan seorang pelajar dapat bergerak melakukan tawuran, yakni kurangnya pendidikan karakter dalam kurikulum pendidikan nasional.

"Harus ada pembenahan total dalam sistem pendidikan kita untuk memperkuat kembali pendidikan karakter bangsa. Cara hidup pelajar yang begitu gampang menganggap remeh kehidupan dan berani melakukan tawuran yang jelas-jelas berisiko, bahkan mengaku puas setelah membunuh, ini merupakan manifestasi dari memandang kehidupan dengan seenaknya, dan remeh," ujar Hajriyanto di Jakarta, Kamis (27/9).

Ia mengatakan melalui pendidikan karakter, harus diwujudkan nilai-nilai pancasila dan menciptakan anak didik sebagai orang yang memiliki rasa cinta terhadap tanah air dan beretika.

"Sekarang pendidikan karakter itu praktis sangat lemah, sehingga pendidikan kita itu lebih bersifat formal untuk penguasaan ilmu pengetahuan dalam rangka mengejar ketertinggalan dengan negara lain saja. Pendidikan pancasila sudah tidak ada lagi," ujar dia.

Dia menyesalkan perilaku tawuran yang melibatkan pelajar belakangan ini. Menurut dia Menteri Pendidikan sebagai ujung tombak pendidikan karakter, wajib meninjau ulang sistem pendidikan nasional.

"Mereka para pelajar seakan-akan tidak melihat masa depan melalui pendidikan, akhirnya hidup 'easy going' atau 'semau gue'. Jadi mudah tawuran karena soal sepele," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement