REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Detasemen Khusus 88 Antiteror kembali melakukan penangkapan terhadap seseorang yang diduga terkait kasus teror. Hasan alias Wendy, ditangkap tim Densus pada Kamis (27/9) sekitar pukul 11.00 WIB.
Pria yang dalam kartu identitasnya bernama Wendy Febriangga itu ditangkap di Pelabuhan Pantoloan Kota Palu Sulawesi Tengah.
Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Polisi Boy Rafli Amar. tersangka diduga terlibat dalam pelatihan di Poso yang dipimpin oleh buronan bernama Santoso.
"Ia juga diduga ikut membuat bom pipa di kediaman Rudi Kurnia Putra alias Pak Tuwek bersama dengan Barkah Nawasaputra alias Wawa alias Nawa alias Robot dan Anggri Pamungkas," ujar Boy Rafli Amar dalam pesan singkatnya, Jumat (28/9).
Sebelumnya polisi telah menangkap Rudi Kurnia Putra alias RK (45 tahun) pada Kamis (21/9) di depan Solo Square sekitar pukul 24.00 WIB saat turun bus dari Cilacap. Baderi Hartono alias BH (45) yang lahir di Solo, 18 Mei 1967 diciduk aparat keamanan di Griyan RT 05 RW 10 Kelurahan Pajang Kecamatan Laweyan, Surakarta. Pria yang berprofesi sebagai wiraswasta tersebut ditangkap pada Sabtu (22/9) sekitar pukul 05.30 saat sedang berjalan tidak jauh dari rumahnya.
Dari hasil penangkapan dua ini kemudian berlanjut dengan penangkapan lagi terhadap enam orang sehingga jumlahnya menjadi delapan orang. Mereka adalah Baderi (45 tahun) Rudi (45), K (43) IP (30), N (46), FN (18), BN (24) dan P (29).
Mereka merupakan kelompok yang terkait bom yang ada di Beji, Depok dan Tambora.
Densus 88 mengembalikan dua orang yang sebelumnya ditangkap, yaitu Nopem Giarso dan Indra Fitrianto. Mereka dipulangkan kepada keluarga karena tidak cukup bukti terkait dengan penyimpanan bahan peledak.
Dengan demikian jumlah terduga teroris di Solo dan Kalimantan Barat yang ditahan Densus kini berjumlah delapan orang. N ani nursalikah