REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pemerintah Amerika Serikat (AS) menduga kaum terorislah yang membunuh Duta Besar (Dubes) AS untuk Libya, Christopher Stevens. Dugaan tersebut dikemukakan oleh Sekretaris Kementerian Pertahanan AS, Leon Panetta.
''Teroris telah membunuh dubes AS untuk Libya. Saat ini, kami telah melakukan investigasi untuk menyelidiki kelompok mana yang terlibat dan apakah ada hubungannya dengan Al-Qaida, '' kata Panetta pada Kamis, (27/9) seperti dikutip dari Reuters.
Pernyataan Panetta itu keluar sehari setelah Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengaitkan serangan tersebut dengan ulah militan. Hillary menduga kelompok militan itu memiliki hubungan dengan Al Qaidah.
Sementara itu, pemerintah Libya saat ini sedang menyelidiki kasus penyerangan tersebut. Perdana Menteri Libya terpilih Mustafa Abushagur mengatakan telah ada kemajuan dari penyelidikan itu. Namun, hingga kini, pihaknya belum mendapat hasil investigasi secara lengkap.
Mustafa belum berani berspekulasi siapa pelaku pembunuhan dan penyerangan itu. Dia masih bingung apakah serangan itu sudah direncanakan atau ada kelompok tertentu yang memanfaatkan situasi tersebut. Seperti diberitakan sebelumnya Kantor Konsulat AS di Libya diserang pada Selasa, (11/9).
Penyerangan itu terjadi pascapeluncuran film ''Innocence of Muslims''. Akibat serangan tersebut, Dubes AS untuk Libya, Christopher Stevens dikabarkan tewas. Tak hanya itu, serangan tersebut juga telah menewaskan tiga staf diplomat lainnya, salah satunya, Sean Smith. Stevens meninggal karena kebanyakan menghirup asap dari pembakaran Gedung Konsulat AS di Benghazi, Libya.