REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ditemukannya ratusan buku nikah yang diduga palsu di koper jamaah Pamekasan, Bukari dan istrinya memunculkan dugaan modus pelaku sindikat pemalsu buku nikah. Untuk modus pelaku, Kabag Humas Kementerian Agama (Kemenag) Kanwil Jawa Timur, Fatchul Arief mengindikasi bahwa pelaku adalah bagian dari sindikat pemalsu dan penyeludup buku nikah ke Arab Saudi.
Menurut Arif, buku nikah milik Indonesia adalah buku nikah yang paling dipercayai oleh pemerintah dan warga Arab Saudi. Karenanya, jelas dia, banyak TKI di Arab Saudi yang dengan sengaja memanfaatkan buku nikah untuk mudah mendapatkan pekerjaan, terutama pembantu rumah tangga.
Modus yang lain, ungkap Arif, bisa jadi Bukari ini bagian dari sindikat penjual buku nikah. Hal itu dikarenakan banyak TKI di Arab Saudi yang menikah tidak secara resmi tercatat di negara Indonesia dengan buku nikah. Kemudian beberapa pihak memanfaatkan peluang ini untuk memproduksi sendiri buku nikah dan mengirimnya ke Arab Saudi untuk dijual sesama TKI, tentunya untuk keperluan pekerjaan.
"Di sana satu buku nikah kosong bisa dihargai lebih dari Rp 3 juta, jadi bayangkan kalau ada yang menjual sampai 499 pasang," ungkapnya, Jumat (28/9). Arif pun mengakui adanya sindikat dibalik Bukari, karena temuan penyeludupan buku nikah palsu ini adalah yang terbesar yang pernah ditemukan Kemenag Kanwil Jatim.
Karena itu, saat ini Bukari dan istrinya langsung dibawa ke kantor polisi untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Karena, dari hasil pemeriksaan sebelumnya, Bukari mengakui sebelum berangkat ke embarkasi Surabaya, kopernya dipinjam oleh saudara yang berinisial Hj B untuk kemudian dititipkan 499 pasang buku nikah palsu tersebut.
Kemudian dari pengakuan Bukari juga, ia setelah tiba di Tanah Suci kemudian akan dijemput oleh seorang WNI berinisial R untuk kemudian menyerahkan ratusan buku nikah tersebut.