REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Menteri Hukum dan HAM, Amir Syamsuddin, Kamis (27/9) malam, terharu melihat tampilan para penari tradisional Aceh, Saman, yang diselenggarakan di rumah dinas Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Banda Aceh. Dalam tariannya, para penari itu menyanyikan lagu nasional 'Dari Sabang Sampai Merauke'.
Kelompok penari Saman itu beranggotakan 10 orang pemuda usia sekolah dan kuliah. Mereka mendapat kesempatan menunjukkan kemampuan keseniannya di hadapan rombongan pejabat Kementerian Hukum dan HAM dari Jakarta, termasuk Menteri Amir yang sedang melakukan kunjungan kerja ke Banda Aceh.
Masing-masing mereka mengenakan baju khas tradisional Aceh berwarna hitam. Mereka juga mengenakan ikat kepala. Posisi mereka semuanya duduk bersimpuh pada lutut. Duduk mereka berbaris ke samping dan berhadapan langsung dengan para pejabat tersebut.
Usai memberikan salam, mereka mulai melantunkan lagu pembuka berbahasa Aceh. Kemudian, mereka mulai menggerakan tangan dan kepalanya untuk menari. Dalam tarian itu, mereka tak henti menyanyikan lagu-lagu tradisional Aceh. Hingga akhirnya, mereka juga menyanyikan salah satu lagu nasional berjudul 'Dari Sabang Sampai Merauke' yang dimodifikasi dengan bahasa Aceh.
"Ari (dari) Barat sampai Timur berjajar pulau-pulau, sambung menyambung menjadi satu itulah Indonesia dari Sabang sampai Merauke," begitu lirik lagu tersebut yang dinyanyikan dalam bahasa Aceh.
Saat lirik lagu itu dinyanyikan, para penonton yang terdiri dari pejabat pemerintahan dan pegawai negeri sipil itu tepuk tangan. Senyuman lebar terlihat dari bibir mereka. Wajah mereka pun tampak sumringrah. Namun, tidak dengan Menteri Amir. Sesekali terlihat ia menyeka matanya. Tatapannya tetap lurus ke arah para penari itu.
"Saya sungguh terharu mendengar satu bait yang dinyanyikan oleh anak-anak kita yang menyanyikan lagu dari Sabang Sampai Merauke. Saya menitikkan air mata. Betul-betul hari ini tak bisa saya lupakan," kata Amir dalam sambutannya usai pementasan para penari tersebut.
Ditemui usai acara, Rizal Maulana (18 tahun), siswa SMA di Banda Aceh mengatakan, pada saat ini hampir semua tari Saman menyisipkan lagu 'Dari Sabang Sampai Merauke' tersebut. Hal itu bertujuan untuk menyampaikan pesan bahwa Aceh mendukung Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Sebenarnya saya tak tahu apa artinya ada lagu itu di dalam tarian. Tapi yang saya tahu dari para pelatih adalah bahwa lagu itu sebagai bentuk dukungan Aceh terhadap persatuan NKRI dan kami menyanyikannya dengan perasaan senang," katanya.
Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pernah bermasalah dalam rentang waktu yang cukup lama. Pemerintah Indonesia menginginkan Aceh tetap berada dalam bingkai NKRI sedangkan GAM menginginkan Aceh lepas dari NKRI.
Pada 15 Agustus 2005, masalah yang berujung pada konflik bersenjata itu diakhiri melalui nota kesepahaman bersama (MoU) antara Pemerintah RI dan GAM di Helsinki, Finlandia yang membawa kedamaian di Aceh. Perjanjian damai antara pemerintah Indonesia dan GAM itu mampu menghentikan konflik bersenjata selama puluhan tahun yang melanda bumi Serambi Makkah.