REPUBLIKA.CO.ID,JAMBI--Penumpang pesawat udara Lion Air di Bandara Sultan Thaha Saefudin Jambi tujuan Jakarta, Sabtu, terlantar selama sekitar lima jam diduga akibat jadwal pesawat yang tidak jelas.
Bahkan salah seorang penumpang Agus Salim sempat berteriak-teriak meminta pertanggungjawaban Lion Air karena setelah empat jam lebih menunggu tidak ada pemintaan maaf kepada penumpang.
"Saya sangat menyesalkan cara kerja dan pelayanan Lion Air karena sudah empat jam lebih tidak juga ada kejelasan tentang keberangkatan pesawat," kata Agus, Sabtu.
Agus yang mengaku dosen Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Yogyakarta itu seharusnya terbang ke Jakarta dengan pesawat Lion Air JT 601 pukul 07.40 WIB tapi hingga pukul 12.25 WIB pesawat yang akan ditumpanginya belum juga muncul di bandara Jambi.
Padahal Agus akan melanjutkan penerbangannya ke Yogyakarta, dan akibat keterlambatan itu kegiatannya juga menjadi terganggu.
Menurut Agus, pihak Lion semula beralasan keterlambatan pesawat karena kabut asap, tapi ia mengaku heran, karena pesawat lain yaitu Sriwijaya Air dan Batavia ternyata bisa mendarat dan terbang kembali ke Jakarta.
"Kalau alasan kabut asap pada pagi hari masih saya terima, tapi sejak sekitar pukul 10.00 WIB ada pesawat lain yang ternyata bisa mendarat dan terbang ke Jakarta," kata Agus dan menambahkan ada puluhan penumpang Lion lainnya yang juga mengeluhkan buruknya pelayanan itu.
Ia mengaku kecewa dengan pelayanan Lion Air karena kendati telah terlambat empat jam tidak ada kata permintaan maaf dari pihak maskapai, bahkan terkesan lepas tangan. Penumpang hanya diberi satu kotak nasi atas keterlambatan itu.
"Saya sempat marah dan teriak-teriak, saya juga minta ganti rugi karena sesuai UU Penerbangan, jika terlambat lebih dari empat jam maskapai harus memberikan pergantian uang kepada penumpang," ujar Agus yang mengaku .
Ketika dirinya meminta ganti rugi, Lion tidak bisa memberikan dengan alasan keterlambatan itu karena faktor cuaca (kabut) bukan karena jadwal yang terganggu.
Agus memprotes karena dua penerbangan lain ternyata bisa mendarat di Jambi dan terbang kembali ke Jakarta. Ia menduga slasan karena kabut itu hanya untuk menghindar agar tidak membayar ganti rugi kepada penumpang.
Sekalipun akhirnya terbang sekitar pukul 13.00 WIB, Agus menyatakan kecewa terhadap cara kerja petugas Lion Air, terutama di Bandara STS Jambi.