REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -– Kementerian Haji Arab Saudi menegaskan bahwa seluruh calon jamaah haji (calhaj) dari seluruh penjuru negara akan diperlakukan sama. Kementerian Haji Saudi menetapkan hanya calhaj yang memenuhi persyaratan sesuai dengan visa haji yang dapat masuk ke Saudi.
“Wanita yang berusia di bawah 45 tahun dan ingin melaksanakan ibadah haji, harus ditemani dengan muhrimnya, ini jelas tertulis dalam visa haji dan hal ini berlaku bagi seluruh calhaj dari seluruh penjuru negara,” ujar Juru Bicara Kementerian Haji Saudi, Hasan Qadi, Ahad (30/9) seperti dilansir Arabnews.
Hal ini terkait dengan pernyataan dari Komisi Nasional Haji Nigeria yang mengatakan bahwa sejumlah calhaj wanita asal Nigeria, tidak diperbolehkan masuk ke Saudi dan mereka diterbangkan kembali ke negaranya.
Dalam hal ini ada dua perbedaan pendapat mengenai calhaj wanita yang tidak ditemani oleh muhrim laki-lakinya. Ketua Parlemen sekaligus tokoh Muslim Nigeria, Aminu Tambuwal, telah mengunjungi pemerintah Arab Saudi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Qadi mengatakan, peraturan bahwa wanita yang berhaji wajib ditemani oleh muhrimnya sudah ada sejak lama. Hal tersebut juga menjadi salah satu syarat saat proses pembuatan visa haji. “Mereka juga harus menuruti peraturan yang berlaku,” kata Qadi.
Calhaj wanita asal Nigeria ini datang dengan visa haji yang didalamnya sudah jelas disebutkan ada peraturan bahwa wajib didampingi oleh muhrim laki-laki. “Mereka yang datang dengan didampingi oleh muhrim laki-lakinya diperbolehkan masuk, sedangkan yang tidak ada pendamping tidak akan dibolehkan masuk. Calhaj asal Nigeria ini jelas melanggar peraturan yang sudah tertera jelas di visa haji mereka masing-masing,” ujar Qadi.
Sementara itu, Nigeria yang populasi penduduk muslimnya mencapai 80 juta orang, masih belum menerapkan prilaku yang disesuaikan dengan Islam, salah satunya adalah wanita Nigeria bebas untuk bepergian tanpa didampingi oleh muhrimnya.
“Saya mohon kepada para pemimpin di Nigeria untuk berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan mengenai masalah ini, sehingga tidak semakin memperkeruh keadaan,” ujar Ketua Parlemen sekaligus tokoh Muslim Nigeria, Aminu Tambuwal.