Senin 01 Oct 2012 05:00 WIB

Akhirnya Karier Petinggi PKC Bo Xilai Tamat

Rep: Teguh Firmansyah/ Red: M Irwan Ariefyanto
Bo Xilai
Foto: telegraf.co.uk
Bo Xilai

REPUBLIKA.CO.ID,BEIJING - Karier mantan petinggi partai Cina, Bo Xilai, sepertinya sudah tamat setelah ia dipecat dari Anggota Kongres Rakyat Nasional (Parlemen Cina), Sabtu (29/9). Pemecatan tersebut juga mengindikasikan bahwa penyelidikan terhadap Bo akan segera dilakukan. Mengingat selama masih menjadi anggota kongres ia memiliki imunitas dari upaya penangkapan dan dakwaan.

Namun, banyak pihak ragu upaya penuntutan Bo Xilai merupakan langkah politik yang dilakukan untuk menjatuhkan kariernya. Mantan wali kota Chonqing tersebut sempat digadang-gadang menjadi salah satu calon pemimpin Cina ke depan pascaera Presiden Hu Jintao. “Siapa yang tahu jika tuntutan terhadapnya itu adalah kebenaran. Tidak ada di antara kita. Pemerintah dapat mengatakan apa yang mereka suka terhadapnya. Yang kami tahu selama ini faktanya bahwa ia telah membangun Kota Chongqing,” ujar Gao Zhigeng, simpatisan Bo Xilai yang juga karyawan pabrik.

Berbagai spekulasi ini telah dibantah oleh Media Pemerintah, Xinhua. Menurut pemerintah, apa yang dilakukan saat ini adalah upaya partai untuk memerangi korupsi. “Tidak peduli seberapa tinggi posisinya, tidak peduli seberapa berpengaruh ia, mereka yang melanggar disiplin partai dan hukum negara akan dituntut dan dihukum,” ujar komentar yang keluarkan Xinhua.

Sebagai seorang tokoh partai senior, kata Xinhua, seharusnya Bo menjadi contoh kepatuhan terhadap disiplin partai. “Namun pada kenyataannya, ia memonopoli kekuasaan dan berperilaku sembrono, melakukan kebijakan sesuka hatinya dan melanggar disiplin.”

Bagi Partai Komunis Cina, pemecatan Bo dari segala jabatannya membuat mereka bisa lebih konsentrasi dalam melakukan proses transisi. Keputusan Politbiro, menuntut Bo, Jumat pekan lalu, atas kasus korupsi dan persengkokolan untuk menutupi kasus pembunuhan yang melibatkan istrinya berbarengan dengan pengumuman pelaksanaan kongres partai.

Kongres ditetapkan pada 8 November mendatang setelah lama tertunda. Dalam kongres nanti, Hu Jintao akan mengumumkan pengunduran dirinya sebagai pemimpin partai. Ia akan digantikan oleh penerusnya, Wakil Presiden Xi Jinping. “Setelah berlarut-larut mendebatkan isu ini, pimpinan partai berada di posisi untuk memulai kongres partai dengan persatuan dan harmoni,” kata Willy Lam, analis politik di Universitas Hong Kong

Satu per satu orang dekat Bo Xilai, mantan pimpinan Partai Komunis Cina, terjerat hukum. Setelah pengadilan menghukum istri Bo, Gu Kailai, kini giliran mantan tangan kanannya yang juga petinggi kepolisian, Wang Lijun, terpaksa masuk bui. Pengadilan di Chengdu memvonis Wang Lijun 15 tahun penjara setelah terdakwa terbukti melakukan penyuapan, pembelotan, penyelewengan, dan penyalahgunaan hukum.

Pengacara terdakwa, Wang Yuncai, mengatakan, vonis yang diberikan hakim sesuai dengan ketentuan hukum. Wang menjelaskan, tuduhan yang dilayangkan kliennya adalah terkait dengan skandal pembunuhan yang melibatkan istri Bo Xilai, Gu Kailai, November 2011 lalu.

Jaksa menuduh Wang memetieskan kasus pembunuhan atas pengusaha asal Inggris, Neil Heywood. Wang adalah mantan kepala polisi di Kota Chongqing. Sedangkan, Bo merupakan pemimpin Partai Komunis di Kota Chongqing. Bo memegang kendali politik yang kuat di pemerintahan kota tersebut. Wang telah dianggap sebagai orang kepercayaan Bo. Dia dianggap mampu mengamankan langkah politik Bo.

Namun, Wang sempat mengambil langkah yang mengejutkan Bo. Ia meminta suaka kepada Konsulat Amerika Serikat (AS) di Kota Chengdu, sebelum menyerahkan untuk dibawa kepolisian Cina ke Beijing. Ada dugaan Wang melakukan hal tersebut lantaran takut atas keselamatannya, mengingat ia memegang kunci rahasia pembunuhan itu. Sebelumnya, vonis penjara seumur hidup sudah dijatuhkan pengadilan terhadap Gu Kailai dan tinggal menunggu penyelidikan keterlibatan Bo. Apalagi, partai tempat berlindung Bo saat April lalu melucuti perannya sebagai petinggi partai.

sumber : ap, reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement