REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY--Australia baru saja dihebohkan dengan pembunuhan seorang wanita Irlandia, Jil Meagher. Wanita berusia 29 tahun itu menghilang ketika berjalan kaki dari sebuah bar di Melbourne awal bulan ini.
Kasus itu memicu kampanye besar di media sosial dengan lebih 122 ribu orang 'menyukai' sebuah laman Facebook yang didedikasikan untuk kasus tersebut.
Namun beberapa laman kebencian, seperti dilaporkan AFP, Senin (1/10) bermunculan setelah tubuh Meagher ditemukan dikubur dangkal di tepi jalan, sekitar 50 kilometer barat daya Melbourne. Seorang lelaki bernama Adrian Ernest Bayle, 41, tahun kemudian dituduh telah melakukan pemerkosaan dan pembunuhan terhadap si korban.
Terkait dengan laman-laman bermuatan kebencian, polisi Australia sudah mencoba meminta Facebook untuk menyingkirikan laman tersebut. Namun, Senin, polisi mengatakan, jejaring sosial media raksasa itu menolak menurunkan laman dengan materi menyerang pria yang dituduh membunuh Meagher.
Sementara suami Meagher dan polisi mendesak masyarakat untuk menahan diri tak berkomentar mengenai kasus Bayley atau membicarakan kasus tersebut berlebihan. Mereka mengingatkan setiap ucapan yang dibuat di situs media sosial apa pun memiliki potensi untuk merugikan persidangan.