REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Maraknya perilaku menyimpang (moral hazard) di kalangan pejabat publik membuat masyarakat merasa kehilangan figur yang patut diteladani.
"Hilangnya keteladanan banyak berdampak pada munculnya fenomena perilaku buruk di masyarakat secara masif," nilai Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid di tengah dialog kebangsaan peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Senin (1/10)
Oleh karena itu, FPKS memandang penting untuk melakukan revitalisasi terhadap penghayatan dan pengamalan Pancasila. Hal ini dilakukan agar muncul kembali figur-figur mulia yang dapat menjadi contoh dan teladan bagi masyarakat. Salah satu bentuknya adalah dengan menggelar Dialog Kebangsaan bertajuk “Pancasila dalam Keteladanan Berbangsa dan Bernegara” di Ruang Pleno Fraksi PKS Gedung Nusantara I DPR RI.
Diskusi ini, kata Hidayat, ini diharapkan menjadi masukan bagi berbagai pihak untuk menguatkan kembali pemahaman akan Pancasila dan aplikasinya dalam bentuk keteladanan politik.
“Harus diakui, elit politik turut memberi kontribusi terhadap konflik sosial yang marak terjadi akhir-akhir ini di masyarakat. Gesekan di akar rumput, merupakan refleksi utama dari hilangnya nilai keteladanan itu. Kita harus kembali pada nilai-nilai Pancasila,” jelas Hidayat.
Selain Hidayat, beberapa tokoh dari kalangan politisi dan media juga akan menjadi pembicara dalam seminar ini, antara lain Wakil Ketua MPR RI Hajriyanto Thohari, Ketua DPR Marzuki Alie, Mantan Ketua MK Jimly Asshiddiqie, Pemimpin Redaksi Majalah Tempo Wahyu Muryadi dan Direktur Pemberitaan Metro TV Suryopratomo.