REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M. Nuh mengaku akan menindak tegas siswa pelaku kriminal. Bahkan Mendikbud tak segan memasukkan siswa yang teribat kriminal ke dalam penjara.
“Kok rasa-rasanya akan jadi shock therapy bagi yang lain kalau dimasukkan ke prodeo university atau sekolah prodeo. Saya punya keyakinan itu,” katanya di Jakarta, Senin (1/10).
Menurutnya hal itu akan jauh lebih efektif untuk memberikan efek jera dibandingkan menghentikan penerimaan siswa di sekolah yang bersangkutan. Ia sendiri mengaku tidak puas ketika ada persoalan yang melibatkan siswa dan ranah hukum selalu dengan cara mediasi dan dianggap selesai.
Mendikbud memberikan pengecualian terhadap kasus tawuran yang menewaskan pelajar lain. "Mediasi selesai tetapi tidak dibawa ke ranah hukum. Ini tidak! Hukum! Ya hukum karena sudah melampaui batasnya,” katanya. Sementara untuk sekolahnya sendiri, ia menilai tidak adil jika sekolah diberikan hukuman. Menurutnya, untuk persoalan tawuran, yang salah bukanlah institusi sekolah tetapi orang-orang yang terlibat di dalamnya.
Namun, ia menegaskan tetap akan dilakukan evaluasi. “Ya kita evaluasi. Kan rasanya sekolah sebagai institusi, masa sekolahnya yang salah. Yang salah kan orang-orangnya. Kalau yang terkait dengan institusi, pasti ada evaluasi sendiri,” katanya