REPUBLIKA.CO.ID, Satu fakta mengejutkan datang dari Libya. Dikatakan seorang agen rahasia asal Prancis telah membunuh pemimpin Libya Muammar Gaddafi atas perintah mantan presiden Prancis Nicolas Sarkozy.
"Pembunuh Gaddafi adalah seorang agen asing yang menyusup ke dalam brigade revolusioner," ujar Perdana Menteri interim Libya, Mahmoud Jibril, kepada Egyptian TV.
Sumber diplomatik di Tripoli, Libya, mengatakan kepada koran Italia, Corriere della Serra, pembunuh asing tersebut berasal dari Prancis. Seorang sumber asal Tripoli mengatakan bahwa Sarkozy, presiden Prancis saat itu, memiliki alasan untuk membungkam Gaddafi secepat mungkin.
Juru bicara di Kementerian Luar Negeri Prancis menolak menyangkal maupun membenarkan klaim tersebut. Sejauh ini Sarkozy, yang kalah pada pemilihan presiden Mei lalu, terus menyangkal pernah menerima uang dari Gaddafi. Pandangan tersebut didukung oleh informasi yang dikumpulkan para investigator di Benghazi, kota terbesar kedua di Libya sekaligus tempat dimulainya revolusi Arab Spring melawan Gaddafi awal 2011 lalu.
Agen rahasia tersebut dikatakan menyusup ke dalam aksi kekerasan terhadap Gaddafi yang terjadi tahun lalu dan berhasil menembaknya di bagian kepala. Motif pembunuhan tersebut adalah menghindari keterkaitan Gaddafi dengan Sarkozy.
Sarkozy, yang pernah bersahabat dengan Gaddafi dan menjulukinya sebagai 'saudara pemimpin' saat kunjungan sang diktator Libya ke Paris, disebut-sebut pernah menerima uang senilai miliaran saat kampanye presidennya pada tahun 2007.
"Sejak awal dukungan NATO untuk kelompok revolusi, yang didukung penuh oleh pemerintahan Nicolas Sarkozy, Gaddafi secara terang-terangan mengancam akan mengungkapkan rincian hubungannya dengan mantan presiden Prancis tersebut, termasuk terkait uang jutaan dolar yang dibayarkannya untuk membiayai pencalonan Sarkozy pada pemilu 2007," tulis Corriere della Serra.