Senin 01 Oct 2012 22:15 WIB

UMKM Jamu Terancam Produk Impor

Rep: Afriza Hanifa/ Red: Chairul Akhmad
Penjual jamu gendong  (ilustrasi).
Foto: Antara/Ujang Zaelani
Penjual jamu gendong (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG – Pengusaha jamu rumahan dan jamu gendong terancam dengan banyaknya produk impor. Minimnya inovasi membuat posisi jamu lokal terancam.

Masuknya produk impor jamu menimbulkan kecemasan para pelaku lokal. Penjual jamu gendong semakin hari semakin sulit ditemui. Pelaku UMKM pun terkendala pemasaran. Hanya pengusaha jamu besar yang masih bertahan.

Salah seorang penjual jamu gendong dari Sidokerto Pati, Jupriatun, mengaku bisa bertahan menjual jamu dengan pelanggan tetap. Tanpa mereka, mungkin Jupriatun telah beralih profesi. "Saya punya pelanggan tetap. Kalau sudah percaya, pelanggan tidak akan mudah pindah," ujarnya.

Jupriatun yang sudah menjual jamu selama 10 tahun tersebut pun berharap pemerintah dapat memberikan perhatian lebih pada penjual jamu. Pelatihan diharapkan diperoleh untuk meningkatkan inovasi. "Berharap pemerintah selalu memfasilitasi kami untuk berinovasi lewat pelatihan," ujarnya, Senin (1/10).

Kasie Promosi dan Pemasaran Dinas Budaya, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Pati, Wiyadi, mengatakan inovasi memang menjadi kendala dalam mengembangkan usaha jamu rumahan. Selama ini, penjual jamu lokal masih sangat minim inovasi. "Iya, banyak jamu impor masuk. Yah bagaimana membatasi, kita kurang inovasi," kata dia.

Pemkab Pati menurut Wiyadi, terus meningkatkan usaha masyarakat dalam hal jamu, obat tradisional, makanan dan minuman tradisional. Pembiayaan untuk permodalan pun diberikan Pemkab Pati kepada para pengusaha kecil. "Kami membantu, membiayai, mempromosikan," ungkapnya.

Sebelumnya, Gubernur Jateng, Bibit Waluyo mengatakan, pihaknya terus berupaya memberdayakan UMKM jamu dan obat tradisional. Modal KUR juga disediakan berbagai bank untuk mereka. Hubungan dengan pengusaha jamu besar pun diupayakan dapat terjalin.

"UMKM banyak. Pemberdayaan merata di seluruh kabupaten/kota. Modal banyak untuk mengembangkan jamu. Harapannya usaha jamu kecil dapat menjadi besar seperti Sidomuncul, Nyonya Menir, Jamu Jago," ujarnya akhir pekan lalu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement