REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Anggota Komisi III DPR, Ahmad Basarah menilai absensi sidik jari (finger print) dalam rapat paripurna tidak efektif. Menurutnya, DPR merupakan lembaga politik yang berbeda dengan perusahaan.
"Saya lihat tidak efektif, karena DPR itu kan lembaga politik, bukan karyawan perusahaan yang office hour, masuk jam 8 pulang jam 5 sore," ujarnya pada Republika di Hotel Arya Duta, Manado, Selasa (2/10).
Sehingga dikatakannya, penetapan sistim "finger print" justru menurunkan kelas para anggota dewan DPR. Jadi, sistem tersebut menurutnya kurang tepat.
Hal yang sama diungkapkan Wakil Ketua Banggar, Olly Dondokambey. Ia mengatakan, pemberlakukan sistem "finger print" adalah suatu langkah pemborosan anggaran. Karena itu, pihaknya menilai langkah tersebut kurang efektif.
"Saya lihat tidak efektif, itu namanya pemborosan finger print itu,"ungkap Politisi PDIP ini.
Seperti diberitakan, Sidik jari seluruh anggota DPR akan direkam hari ini, Selasa (2/10). Perekaman sidik jari dimulai saat Rapat Paripurna DPR RI (Baca: Sidik Jari Anggota DPR Direkam Hari Ini).
Perekaman sidik jari dilakukan untuk menekan tingkat ketidakhadiran anggota DPR dalam sidang. Rencananya, penggunaan alat kehadiran elektronik (finger print) dimulai pada Masa Persidangan II Tahun Sidang 2012-2013.