Selasa 02 Oct 2012 21:46 WIB

Serang Kuil Buddha, 3 Ratus Warga Bangladesh Ditahan

REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA - Polisi Bangladesh, Selasa (2/10) mengatakan menahan hampir 300 orang setelah massa Muslim menyerang kuil dan rumah warga Buddha. Sejumlah 162 orang ditahan di Cox'Bazaar, yang melakukan serangan pada Sabtu dan Ahad malam, kata Khorshed Alam, perwira senior polisi di distrik tenggara.

Sejumlah 76 orang lainnya ditahan di daerah tetangga Chittagong dan 36 orang di distrik Bandarban, kata para pejabat polisi lokal. Alam mengemukakan kepada AFP bahwa data terakhir kerusakan akibat serangan massa di Cox's Bazaar 11 kuil dibakar dan tujuh rusak atau dijarah di distrik itu.

Setidaknya 20 rumah milik warga Buddha dibakar, belasan toko mereka dijarah dan sekitar 100 rumah rusak dalam serangan yang dimulai Sabtu tengah malam di kota Ramu, dengan sekitar 25.000 warga Muslim ikut serta.

Aksi kekerasan kemudian meluas ke lima kota dn 12 desa, setelah klaim-klaim bahwa seorang pria muda Buddha mengunggahkan foto-foto di Facebook yang menghina Alquran.

Polisi mengatakan serangan itu 'terorganisasi' setelah laporan-laporan itu banyak penyerang datang. Menteri Dalam Negeri Mohiuddin Khan Alamqir menuduh kelompok garis keras Islam melakukan serangan itu tetapi tidak menyebut nama kelompok atau partai-partai.

Warga Buddha yang kurang dari satu persen dari 153 juta jiwa penduduk Bangladesh sebagian besar beragama Islam, tinggal terutama di distrik-distrik tenggara, dekat perbatasan dengan Myanmar yang berpenduduk mayoritas Buddha.

Menurut Ajit Rajan Barua, ketua Asosiasi Buddha Bangladesh, kerusuhan akhir pekan lalu itu satu aksi paling besar sejak perang antara Bangladesh memisahkan diri dari Pakistan dan mengumumkan kemerdekaan tahun 1971.

"Ini adalah serangan terburuk terhadap warga Buddha sejak kemerdekaan Bangladesh, mungkin dalam beberapa abad," kata Barua kepada AFP.

"Pada tahun 1966 selama periode Pakistan, ada serangan-serangan kecil, tetapi tidak sehebat yang terjadi seperti sekarang," katanya menambahkan.

Ketegangan sektarian meningkat sejak Juni ketika bentrokan-bentrokan berdarah meletus antara warga Buddha dan Rohingya yang Muslim di negara bagian Rakhine Myanmar barat.

Pria berusia 30 tahun yang merupakan tertuduh utama yang bersembunyi mengemukakan kepada media lokal ia tidak menempatkan gambar itu di media sosial itu.

Seorang perwira senior angkatan darat yang berbicara kepada AFP tanpa bersedia namanya disebutkan mengatakan sekitar 1.000 tentara dikerahkan di distrik Cox's Bazaar dan 300 di distrik terdekat Ramu Sen untuk meningkatkan keamanan.

"Kami menjamin kuil-kuil dan daerah-daerah Buddha. Tim-tim kami telah memasang tenda-tenda untuk warga yang rumah-rumah mereka dibakar," katanya kepada AFP. "Kami mengerahkan pasukan yang cukup. Situasi telah berangsur pulih."

sumber : Antara/AFP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement