Rabu 03 Oct 2012 02:03 WIB

India-Pakistan Perdebatkan Kashmir di PBB

Rep: Devi Anggraini Oktavika/ Red: Dewi Mardiani
Markas PBB di New York (ilustrasi)
Foto: UN.ORG
Markas PBB di New York (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Menteri Luar Negeri India mengeluarkan kecaman kepada Pakistan di sidang Majelis Umum PBB Senin (1/10). India mengecam Pakistan yang mengangkat wilayah sengketa Kashmir.

SM Krishna mengatakan kepada Majelis Umum PBB, India telah memulai kembali perundingan dengan Pakistan dan ingin menormalkan hubungan antara keduanya. Namun dirinya menyerang pidato pekan lalu oleh Presiden Pakistan, Asif Ali Zardarif, yang mengatakan India itu tidak mempunyai urusan untuk ikut campur di Jammudan Kashmir.

Hingga kini, India tetap mengeklaim kedua wilayah tersebut sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya. "Sebuah referensi tidak beralasan telah dibuat untuk Jammudan Kashmir dari podium ini," kata Krishna. "Kami ingin memperjelasbahwa Jammu dan Kashmir adalah bagian integral dari India."

Sebelum itu, dalam pidatonya, Zardarif mengatakan bahwa Kashmir menjadi simbol kegagalan sistem PBB, bukan simbol kekuatannya. Ia juga mengatakan bahwa sebuah penyelesaian hanya akan dicapai dalam lingkungan kerja sama.

Senin malam, perwakilan dari India dan Pakistan saling bertukar sanggahan di hadapan majelis yang hampir kosong. Delegasi Pakistan terlihat tersenyum dan menggelengkan kepala saat diplomat India mengeluarkan jawaban lain untuk sebuah pernyataan Pakistan.

Pemberontakan keras separatis yang dimulai pada 1989 menyebabkan tindakan keraspasukan India hingga berakibat tewasnya sekitar 68 ribu orang di Kashmir. Di wilayah tersebut, publik memiliki kebencian mendalam terhadap kekuasaan India.

Pemberontakan itu sebagian besar ditekan dengan gejolak sesekali. Tentara India pada Senin malam mengatakan, sebuah baku tembak sengit menewaskan seorang yang dicurigai sebagai pemberontak serta seorang tentara. Awal bulan ini, polisi India menangkap Merajuddin Wani, salah satu komandan pemberontak di Kashmir yang bertahan paling lama.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement