REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) meminta peserta aksi mogok nasional tidak melakukan intimidasi terhadap pekerja yang enggan mogok. Pasalnya, hal ini mampu menimbulkan intimidasi dan ketidakstabilan operasional perusahaan.
"Mau mogok kerja ya silahkan, tapi jangan ajak pekerja lain untuk ikut mogok," ucap Ketua Umum Pengurus Harian Apindo, Sofjan Wanandi saat dihubungi Republika, Selasa (2/10).
Dirinya menyebut, ada beberapa perusahaan yang terpaksa meliburkan karyawannya lantaran khawatir dengan adanya sweeping. Sofjan meminta aksi dilakukan damai tanpa kekerasan dan tidak meluas pada pemblokiran 'pintu' transportasi.
"Jangan sampai tol, bandara dan pelabuhan ditutup. Nanti masyarakat awam yang kena getahnya," ucapnya.
Menurutnya, aksi anarkis hanya akan mampu membuat investor takut menanamkan modalnya di Indonesia. Hal ini mau tidak mau akan berdampak pada perekonomian tanah air.
Hal lain yang menjadi kekhawatirannya adalah jika aksi terus-menerus terjadi, maka perusahaan akan mengganti tenaga outsourching dengan mesin.
"Kalau pekerja tidak bisa lagi diajak kerjasama, bukan tidak mungkin perusahaan mengganti tenaganya dengan mesin," kata Sofjan.
Dalam aksi mogok nasional besok (3/10), dirinya mengatakan tidak ada rencana pertemuan antara Apindo dengan para buruh. Pasalnya pertemuan tripartit sudah sering dilakukan, namun belum menemukan titik temu yang memuaskan kedua pihak.