REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK--Utusan PBB untuk Suriah, Lakhdar Brahimi, akan kembali ke wilayah itu pekan ini dalam upaya menghidupkan kembali mediasi internasional yang bertujuan mengakhiri perang saudara mematikan di negara itu, kata Jan Eliasson, wakil Sekretasi Jendral PBB Ban Ki-moon,
Eliasson mengatakan dia tidak tahu apakah Brahimi akan bisa masuk Suriah, namun berharap dapat membujuk rezim Bashar al-Assad untuk "berpikir ke arah pengurangan kekerasan."
"Kemajuan jauh dari kepastian tetapi jika rezim itu mengurangi serangan, kata Eliasson, maka akan "diikuti dengan penurunan kekerasan di sisi lain."
"Ada dua cara yang bisa terjadi sekarang: satu adalah eskalasi permusuhan dengan keyakinan oleh kedua belah pihak bahwa solusi militer adalah mungkin," kata deputi Sekjen.
"Satu lagi yakni berharap masih ada kemungkinan pengurangan kekerasan dan gencatan senjata. Dalam kasus terbaik, justru akan meningkatkan peluang untuk menjadi gerakan politik."
Sementara itu, di Suriah tentara menghujani meriam di benteng pemberontak di dalam dan di sekitar Damaskus serta mengirimkan pasukan tambahan ke kota kedua negara Aleppo.
Menteri Luar Negeri Suriah Walid Muallem mengatakan solusi politik masih mungkin jika Barat dan negara-negara Teluk menghentikan dukungan bagi para pemberontak.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan korban tewas selama konflik 18-bulan sekarang melebihi 31.000 orang.
"Brahimi akan bekerja dari Kairo sejak pekan depan, sehingga ia berada di kedekatan wilayah dan dapat bekerja sangat erat dengan rekan-rekan Mesir," kata Eliasson menambahkan.