REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hak Asasi Manusia (HAM) model barat menyatukan neokomunis dan liberalisme westernis untuk melawan dunia Islam. Pernyataan itu dilontarkan mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Hasyim Muzadi.
“Tidak seperti sebelum selesainya perang dingin dimana barat menghadapi komunisme timur. Tapi sesungguhnya komunisme internasional setelah perang dingin kehilangan dua pilar pokoknya, yakni atheisme dan proletarisme,” kata Kiai Hasyim di Jakarta, Rabu (3/10).
Kiai Hasyim merujuk dari keterkaitan Rusia, Cina, dan Eropa Timur yang telah menganut kebebasan agama secara relatif dan berkolaborasi terhadap kapitalisme. Sehingga kekuatan sandaran mereka lebih ke HAM westernis barat daripada ke Timur. (
Lebih lanjut, Kiai Hasyim mengatakan, sikap tidak puas itu sangat berbahaya bagi Indonesia karena bangsa akan terbelah. "Umat Islam, bukan hanya NU akan bangkit bertahan bersama lintas agama dan kelompok pancasilais," katanya.
Jikalau terjadi pertengkaran antaranak bangsa, Hasyim melihat indikasi intervensi bangsa asing yang ingin menginvasi ke Indonesia, serta menguasainya melalui jalur HAM yang sesungguhnya berisi imperialisme ekonomi. baca: Hasyim Muzadi: Jangan Buka Luka Lama Tragedi G30 S).
"Saya harap manuver mengorek luka bangsa ini dihentikan sebelum bangsa ini diserahkan nasibnya ke asing,” kata pengasuh ponpes Al-Hikam ini mengakhiri.