Kamis 04 Oct 2012 21:16 WIB

Turki Kirim Tembakan Balasan ke Suriah

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Dewi Mardiani
Militer Turki menggelar latihan dekat perbatasan Suriah.
Foto: AFP
Militer Turki menggelar latihan dekat perbatasan Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, AKCAKALE -- Turki menargetkan Suriah dalam tembakan artilerinya Rabu (3/10). Langkah itu membalas peristiwa penembakan sebuah bom mortir dari wilayah Suriah yang menewaskan lima warga sipil Turki.

Sebelumnya, sebuah bom mortir yang ditembakkan dari Suriah menghantam sebuah lingkungan perumahan di kota perbatasan selatan Akcakale. Tindakan Turki itu menjadi indikasi eskalasi lintas perbatasan paling serius selama 18 bulan pemberontakan Suriah.

Tidak ada rincian langsung mengenai serangan Turki terhadap Suriah. Bahkan, tidak jelas siapa yang menembakkan mortir kewilayah Turki sebelumnya. Namun sumber-sumber keamanan mengatakan, Turki kini telahmeningkatkan jumlah pasukannya di sepanjang perbatasan.

"Angkatan bersenjata kita di wilayah perbatasan menanggapi serangan keji itu sejalan dengan aturan keterlibatan mereka; target-target diserang menggunakan tembakan artileri terhadap tempat-tempat di Suriah yang diidentifikasi oleh radar," kata kantor Perdana Menteri, Tayyip Erdogan, dalam sebuah pernyataan.

Ia menambahkan, Turki tidak akan membiarkan provokasi rezim Suriah tersebut tanpa jawaban. Parlemen Turki akan memberikan suara, Kamis ini, terkait perluasan otorisasi lima tahun operasi militer lintas perbatasan. Operasi tersebut mulanya dimaksudkan untuk memungkinkan serangan kepada pangkalan militan Kurdi di Irak Utara.

Seorang wakil partai berkuasa mengatakan, operasi tersebut kini akan diperluas untuk mencakup operasi di Suriah. Suriah sendiri mengatakan, pihaknya tengah menyelidiki sumber bom mortir tersebut.

Menteri Informasi Suriah, Omran Zoabi, menyampaikan ucapan belasungkawa kepada rakyat Turki dan mengatakan Suriah menghormati kedaulatan negara-negara tetangganya. Pascaledakan mortir di wilayah Turki, aliansi pimpinan militer Barat mengadakan pertemuan darurat larut malam di Brussels.

Pada Selasa (2/10), Turki meminta DK PBB mengambil tindakan untuk menghentikan agresi Suriah. Dalam sebuah surat kepada presiden DK PBB, duta besar Turki untuk PBB, Ertugrul Apakan, menyebut penembakan bom mortir tersebut sebagai pelanggaran perdamaian dan keamanan internasional.

Sementara itu, NATO mengatakan dirinya berdiri di pihak Turki dan mendesak Suriah untukmengakhiri apa yang mereka sebut pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional itu. Pascaserangan bom mortir di Turki, warga Akcakale memilih berkumpul di luar kantor walikota setempat daripada kembali kerumah masing-masing.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement