REPUBLIKA.CO.ID, Ummu Ri'lah menyayangkan tidak diikutsertakannya wanita dalam perang di jalan Allah SWT yang pahalanya begitu besar.
Dengan diplomatis, ia pun lantas bertanya kepada Rasulullah SAW, tentang peran apa yang harus dilakukan perempuan agar memiliki kedudukan yang sama dengan kaum Adam di hadapan sang Khalik.
Muhammad Ibrahim Salim dalam bukunya “Perempuan-Perempuan Mulia di Sekitar Rasulullah SAW”, menuturkan, upaya Ummu Ri'lah itu mampu menjelaskan ajaran Islam yang menempatkan wanita sesuai kodratnya.
''Islam menempatkan kedudukan Muslimah yang senantiasa berzikir sepanjang hari, menahan pandangannya (dari hal-hal yang diharamkan) dan merendahkan suaranya, dengan kaum lelaki yang berperang di jalan Allah SWT,'' papar Ibrahim Salim mengutip hadis Rasulullah SAW.
Ummu Ri'lah sempat menghilang selama hidup Rasullah SAW dan baru terlihat kembali ke Madinah setelah Nabi SAW wafat, pada masa munculnya orang-orang murtad. ''Dia merasakan kesedihan yang teramat dalam atas wafatnya Nabi Muhammad SAW,'' tutur Ibrahim Salim.
Ummu Ri'lah lalu membawa Hasan dan Husein cucu Rasulullah SAW mengelilingi lorong-lorong Kota Madinah sembari menangis dan melantunkan sebuah syair: ''Wahai rumah Fatimah yang halamannya selalu damai. Sekarang rumah tersebut membangkitkan kesedihanku—setelah sekian lama—aku hidup di rumah tersebut.''
Sejak itu, rumah-rumah di setiap sudut Kota Madinah larut dalam tangis dan duka. Menurut Ibrahim Salim, Ummu Ri'lah bukan hanya seorang Muslimah yang pemberani, lebih dari itu ia juga seorang figur yang memiliki loyalitas tinggi terhadap keluarga Nabi Muhammad SAW.
Keberaniannya untuk bertanya kepada Rasulullah tentang hak perempuan untuk mendapat kemuliaan yang sama dengan kaum pria yang berjihad di jalan Allah merupakan bukti kecerdasan dan kemuliaan Ummu Ri'lah. ''Tipe Muslimah seperti ini hendaknya diteladani oleh kaumnya,'' kata Ibrahim Salim.
Setiap kisah perempuan-perempuan mulia di sekitar Rasulullah SAW memberikan sebuah pelajaran berharga bagi para Muslimah di era modern ini. Yang dituntut Ummu Ri'lah bukanlah kesetaraan untuk sama dengan kaum pria secara kodrat, tetapi kesetaraan untuk beribadah dan meraih pahala dan kemuliaan di hadapan Allah SWT.