REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pada 1974 Simon kembali ke London. Ia bergabung dengan sebuah organisasi keagamaan.
Disana Simon mengaku cukup senang menjadi bagian dari organisasi tersebut. Ia pelajari Buddhisme dan Islam. Jadi, untuk tahap tertentu, pengetahuannya tentang Islam cukup mendalam.
"Waktu itu, saya percaya, Islam merupakan agama yang benar. Namun, aku tidak benar-benar tertarik untuk melaksanakan shalat," kenang dia seperti dinukil onislam.net.
Namun ia tak berhenti mempelajari Islam. Guna mempermudah, ia pelajari pula bahasa Arab. Ia mulai belajar zikir.
Keputusannya kembali ke Inggris, bukan perkara mudah. Ia masih meragukan London, sebagai tempat yang baik untuk membesarkan anak-anaknya.
Tapi Allah SWT rupanya punya cerita lain untuknya. Ia bertemu dengan Komunitas Muslim yang beragam.
Mereka menampilkan Islam tanpa menghilangkan identitas mereka. Ini membuatnya mudah kembali mendekatkan diri terhadap Islam.
Yang pasti, ia mulai yakin menerima Islam sepenuhnya. Ia tahu esensi tentang Islam. "Sejak itu, saya mengucapkan dua kalimat syahadat, saya berpuasa dan membayar zakat, Alhamdulillah," ungkapnya.